Berita

DEREK MANANGKA/NET

Amerika Lebih Takut Komunis Ketimbang Islam?

Kim Jong Un, 33, Gegerkan Dunia
KAMIS, 07 JANUARI 2016 | 14:22 WIB | OLEH: DEREK MANANGKA

HAMPIR semua televisi internasional dalam 24 jam terakhir ini mewartakan soal percobaan bom hidrogen oleh rezim Korea Utara. Pasalnya kemampuan ledak, jangkauan dan daya musnahnya, jauh melebihi kemampuan bom atom Amerika Serikat.

Bom yang dijatuhkan tahun 1945 di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang itu saja sudah sedemikian dahsyat. Lantas bagaimana dengan bom hidrogen Korea Utara yang disebut-sebut memiliki kemampuan dua kali lipat dari bom atom?

Rusia salah satu negara yang diyakini memiliki persediaan senjata nuklir, bahkan mengaku terimbas negatif atas kleim keberhasilan Korea Utara tersebut. Apa maksudnya, tidak begitu jelas.

Padahal selama ini Rusia tak pernah bereaksi menghadapi berbagai percobaan senjata nuklir Korea Utara.

Intinya, dunia melihat keberhasilan negara komunis di semenanjung Korea itu, dianggap sebagai serius dan terbaru bagi keselamatan umat manusia.

Kekhawatiran menjadi sedemikian tinggi, sebab negara yang memiliki senjata pemusnah manusia itu dipimpin oleh seoang lelaki berusia 33 tahun. Ternyata usia pemimpin termasuk faktor yang sangat berpengaruh atas munculnuya kekhawatiran.

Usia itu dianggap masih sangat "fragile" dan labil. Selain itu selama ini tak ada yang tahu, siapa orang berpengaruh di Korea Utara yang bisa menyatakan "tidak" kepada Presiden termuda di dunia ini.

Secara tidak langsung dunia melihat, kediktatoran Kim Jong Un, sangat absolut. Sebab semua kontrol dan kekuasaan, nampaknya hanya berada di tangan dia sendiri.

Sehingga kekhawatiran atas kontrol penggunaan bom hidrogen itu, meluaskan kekhawatiran.

Kekhawatiran atas tindakan apa dan berbahaya yang bisa dilakukan Kim menjadi-jadi.

Sekalipun status Kim Jong Un seorang Presiden, tetapi ada anggapan, ia belum cukup matang serta kurang teruji sebagai pemimpin.

Kim menjadi Presiden bukan karena sebuah suksesi normal seperti yang terjadi di negara-negara demokrasi. Dia naik ke posisi Orang Nomor Satu di Korea Utara secara tiba-tiba. Setelah ayahnya Kim Jong Il, meninggal 18 Desember 2011.

Almarhum ayahnya sendiri melanjutkan dinasti kekuasaan di Korea Utara setelah ayahnya Kim Il Sung meninggal.

Kim Jong Un merupakan dinasti ke-3 yang menjadi Presiden di negara yang tidak bersahabat dengan tetangganya Korea Selatan.

Sementara negara yang dipimpinnya itu tergolong salah satu negara dimana semuanya rakyatnya berstatus miskin. Miskin dalam arti, untuk makan saja, dijatah. Kemiskinan Korea Utara justru membuahkan rasa takut bagi negara kaya.

Demikian seriusnya anggapan ancaman atas keberhasilan percobaan bom hidrogen itu sebagai senjata pemusnah itu. Sampai-sampai Amerika Serikat negara yang dikenal memiliki senjata pemusnah yang lebih banyak, meminta agar para Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB, menggelar sidang segera di New York.

Dari sudut pandang lain, ketakutan atas dunia terhadap Kim Jong Un, menimbulkan sejumlah pertanyaan.

Misalnya, mengapa ancaman Korea Utara terhadap keamanan dunia terus menerus berhembus atau dihembuskan?

Dan yang menarik, hanya Amerika Serikat yang terkesan membesar-besarkan ancaman tersebut.

Yang agak aneh, walaupun berkali-kali ditegaskan soal ancaman serius tersebut, tapi sikap Amerika Serikat hanya berhenti di situ. Tidak ada langkah berupa menngirim pesawat pengintai, membom dan menghancurkan pusat pengembangan nuklir tersebut.

Tidak ada aksi seperti meghadapi ISIS di Syria atau pemberontak oposisi di Yemen.

Atau seperti apa yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Presiden Irak, Saddam Husein atau Presiden Libya Moamer Khadafy.

Dengan alasan di kedua negara Islam itu tersimpan berbagai senjata pemusnah, Amerika mengirim pasukannya kesana. Atau negara adidaya ini menggalang pasukan koalisi internasional.

Amerika melakukan invasi ke Irak dan Libya. Selain itu kedua Presidennya, dicari, dikejar, ditangkap dan dieksekusi mati.

Kebijakan Amerika terhadap Korea Utara, negara komunis, sangat berbeda. Khususnya klen Kim (Kim Il Sung, Kim Jong Il dan Kim Jong Un).

Apakah hal ini berarti Amerik Serikat lebih berani menghadapi negara Islam ketimbang negara komunis? Apakah AS lebih takut kepada komunis ketimbang Islam?

Sebab ketakutan Amerika Serikat terhadap Kore Utara juga mengingatkan sikap standar ganda terhadap Kuba.

Negara komunis selama 50 tahun hanya diberi label negara komunis yang berbahaya.

Di Guantanamo, Kuba, salah satu sudut di pulau yang menghadap pantai Miami, Amerika, Amerika Serikat juga membangun Pangkalan Militernya.

Secara kalkulatif, dengan pangkalan militer dan posisi seperti itu Amerika dengan mudah menaklukkan Kuba.

Nyatanya Amerika tidak berbuat apa-apa. Bahkan tahun lalu Amerika berdamai dengan Kuba. Kantor kedubesnya di Havana dibuka sementara Kuba membuka perwakilannya di Washington.

Jadi selama ini Amerika hanya sebatas menyatakan berbahaya tetapi tak pernah berani melakukan lebih dari itu.

Amerika melakukan pembiaran apapun yang dilakukan negara komunis, sementara tidak demikian terhadap negara Islam.

Kejadian ini juga memberi pelajaran kepada Indonesia. Negara yang mayoritas penduduknya bergama Islam ini, terkesan dianggap 'enteng' oleh negara adidaya itu.

Sebaliknya kita sendiri - sekalipun disebut sebagai negara besar, terkesan terlalu takut, hati-hati atau segan berkonflik dengan Amerika Serikat.

Dalam proyek PT Freeport saja sering diwacanakan, pemerintahan Joko Widodo harus hati-hati. Jangan sampai mengeluarkan kebijakan yang salah atau menyinggung Amerika.

Sebab katanya walaupun Freeport milik swasta, tetapi pemerintah atau Washington, sangat protektif terhadap swasta tersebut.

Amerika Serikat dikatakan bisa saja mencaplok Papua..... dan seterusnya. Semua dalam konteks kita menjadi negara penakut.

Kita atau pemimpin kita tak punya keberanian setara dengan pemimpin Korea Utara.

Kita punya banyak pemimpin yang kelihatannya "macho", pemberani. Tetapi ke-"macho"-an mereka tak ada apa-apanya dibanding dengan yang dimiliki Kim Jong Un.

Kita punya banyak manusia pintar yang jebolan Amerika Serikat. Sejatinya mereka yang belajar di negari Paman Sam itu memiliki pengetahuan luas termasuk kelemahan negara adidaya itu.

Tapi nyatanya sikap para lulusan Amerika itu lebih menjadi pecundang bagi bangsanya sendiri.

Kim Jong Un, pemuda 33 tahun yang membuat dunia, negara besar ketar-ketir atau khawatir, kalau tidak salah tidak pernah belajar ilmu yang tinggi-tinggi.

Dia juga bahkan tidak pernah ke Amerika Serikat.

Tetapi Amerika Serikat sendiri justru yang sangat memperhitungkankannya. Bahkan sejumlah selebriti Amerika banyak yang nge-fans ke dia, tak ragu-ragu melawan kebijakan Washington. Mereka atas biaya sendiri menemui Kim Jong Un pemimpin Korea Utara di inbukota negara Pyong Yang.

Ada opini? Silahkan. *****

Ditakuti. Kim Jong Un, 33, Presiden Korea Utara ditakuti AS setelah berbagai percobaan bom nuklir dan terakhir bom hydrogeen. Kenapa pemimpin kita tidak disegani dunia atau Amerika? [***]

*Penulis merupakan jurnalis senior

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Uni Eropa Ancam Balas AS Kalau Terapkan Tarif Baru untuk Baja dan Aluminium

Selasa, 11 Februari 2025 | 19:31

Guyuran Hujan Tak Halangi Prabowo Sambut Erdogan di Halim

Selasa, 11 Februari 2025 | 19:26

Pagar Laut Bekasi Akhirnya Dibongkar

Selasa, 11 Februari 2025 | 19:22

BREN-CUAN Prajogo Rontok Lagi, IHSG Ambruk di 6.531

Selasa, 11 Februari 2025 | 19:21

Ini Alasan Komisi II DPR Gelar Rapat Tertutup dengan DKPP

Selasa, 11 Februari 2025 | 19:13

Dilibas AI, Tingkat Pengangguran di Sektor Teknologi AS Melonjak Drastis

Selasa, 11 Februari 2025 | 18:55

Prabowo Jangan Boros soal Kebijakan Efisiensi Anggaran Sebab Kawannya Setan

Selasa, 11 Februari 2025 | 18:45

Legislator PDIP Heran Baleg Minta Pemerintah Buru-buru Kirim DIM RUU Minerba

Selasa, 11 Februari 2025 | 18:41

Prabowocare Ubah Kebiasaan Lama dalam Pengelolaan Keuangan Negara

Selasa, 11 Februari 2025 | 18:30

Tim U-20 Indonesia Matangkan Game Plan Jelang Hadapi Iran

Selasa, 11 Februari 2025 | 18:25

Selengkapnya