Berita

net

Bisnis

Penurunan Tarif Listrik Belum Untungkan Konsumen

SABTU, 02 JANUARI 2016 | 18:00 WIB | LAPORAN:

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai, turunnya tarif listrik pada awal tahun ini hanya untuk menyiasati konsumen.

Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, tarif listrik yang mengacu pada harga minyak dunia dan kurs rupiah memiliki sifat fluktuatif dan tidak pasti.

"Kebijakan yang diambil pemerintah dengan turunnya tarif listrik hanya mengikuti kepentingan pasar," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (2/1).


Karena itu, YLKI meminta pemerintah sebaiknya dapat menerapkan tarif listrik progresif untuk melindungi konsumen dari kalangan ekonomi lemahm.

Tulus menilai, penurunan tarif penyesuaian (adjustment tariff) pada Januari 2016 belum sepenuhnya menguntungkan konsumen. Penentuan tarif masih meragukan lantaran belum pernah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Inilah yang menyebabkan keraguan meski tercatat, Januari 2016 akan mengalami penurunan. Kalau sudah diaudit oleh BPK baru akan terlihat kejelasan tarif listrik tersebut. Begitu juga untuk menentukan naik dan turun tarif listrik," jelasnya.

Diketahui, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengumumkan tarif tenaga listrik untuk pelanggan yang mengikuti mekanisme tarif penyesuaian untuk periode Januari 2016 akan mengalami penurunan.

Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun menerangkan penurunan tarif dipengaruhi dua hal yakni menurunnya nilai kurs dolar Amerika Serikat serta anjloknya Indonesia Crude Price (ICP) periode November 2015. Selain itu karena keberhasilan perseroan melakukan efisiensi operasi yang menyebabkan menurunnya Biaya Pokok Penyediaan Listrik (BPP).

Tarif listrik tegangan rendah untuk golongan rumah tangga, bisnis skala menengah dan kantor pemerintahan skala menengah turun dari Rp 1.509,38 per kilowatt hour (kWh) menjadi Rp 1.409,16 per kWh. Sementara tarif listrik tegangan menengah untuk bisnis skala besar, kantor pemerintahan skala besar dan industri skala menengah turun dari Rp 1.104,73 per kWh menjadi Rp 1.007,15 per kWh. Tarif di tegangan tinggi turun dari Rp 1.059,99 per kWh menjadi Rp 970,35 per kWh. [wah]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya