Berita

arief poyuono/net

Bisnis

Ternyata, Dana Ketahanan Energi Yang Dipungut Dari Rakyat Tiap Tahun Rp 27,38 Triliun

MINGGU, 27 DESEMBER 2015 | 19:22 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Keputusan pemerintah memungut dana ketahanan energi dari setiap liter bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang dijual terus menimbulkan polemik.

Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Arief Poyuono menyebut dana pungutan tersebut sangat rawan disalahgunakan.

"Harga BBM sudah diserahkan ke pasar‎ tidak ada subsidi. Sekarang rakyat harus membiayai ketahanan energi, sementara dana tersebut tidak mudah dikontrol pengunaannya karena masuk pendapatan Negara bukan pajak," kata Arief melalui pesan yang dipancarluaskannya (Minggu, 27/12).


Wakil Ketua DPP Partai Gerindra itu menjelaskan, dana ketahanan energi yang dibebankan ke rakyat akibat ketidakmampuan pemerintah meningkatkan penerimaan di luar pajak dan royalti pertambangan.

‎Dalam hitungan Arief, total tanggungan rakyat untuk ketahanan energi sebesar Rp 27,38 triliun tiap tahunnya. Angka tersebut didapat dari pungutan konsumsi BBM, pungutan ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan pungutan turunan CPO yang dibebankan pada harga jual tandan buah segar petani sawit.

Kebutuhan BBM setahun 1.294.000 barel. Dijelaskan dia, 1 barel atau sebanyak 159 liter jika dikali 365 hari, kemudian dikali dana pungutan sebesar Rp 200 tiap liternya, maka dana ketahanan energi yang diperoleh sebesar Rp 15, 2 triliun.

Sementara menurut Arief, pungutan dari subsidi produk biodiesel sebesar 50 dolar AS/ton untuk CPO, dan 30 dolar AS/ton untuk produk turunnya. Ekspor CPO setiap tahun mencapai 12 juta ton. Jika dikali 50 dolar AS maka dana untuk ketahanan energi yang didapat sebesar 600 juta dolar AS atau setara Rp 8,4  triliun.‎ Adapun dari ekpor turunan CPO, dari 9 juta ton pertahun dikali 30 dolar AS menghasilkan dana ketahanan 270 juta dolar AS atau setara Rp 3,78 triliun.

"Total tanggungan  rakyat untuk ketahanan energi  Rp 27,38 triliun. Apakah ini yang namanya sudah tidak memberi subsidi malah pemerintah justru disubsidi rakyat," demikian Arief.[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya