Berita

suhardiman/net

Suhardiman Wafat, Misbakhun Mohon Doa Untuk Almarhum

SENIN, 14 DESEMBER 2015 | 06:15 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Pendiri Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), salah satu ormas pembentuk Partai Golkar, Mayjen (Purn) Suhardiman, wafat pada Minggu malam sekitar pukul 21.15 WIB. Kabar itu menambah duka bagi Partai Golkar yang memang sedang berbeban berat.

"Rencananya, jenazah akan dimakamkan hari ini sekitar pukul 12.30 WIB ke Pemakaman Keluarga Kilometer 84 Evergreen, Puncak, Bogor," kata Ketua Bidang Koperasi dan UMKM Depinas SOKSI, M.Misbakhun, beberapa saat lalu (Senin, 14/12).

"Kami mohon doa untuk almarhum dan keluarga," kata Misbakhun, yang sejak semalam menggelar doa di kediaman almarhum, termasuk Ketua Umum Depinas SOKSI, Ade Komaruddin.

Almarhum Suhardiman meninggalkan seorang istri, tujuh anak, 12 cucu dan cicit. Almarhum lahir Gawok, Solo, 16 Desember 1924. Dalam dunia politik Indonesia, almarhum dijuluki dukun politik, karena dianggap memiliki kecerdasan dan ketajaman intuisi, dalam wujud indera keenam memprediksi perkembangan politik Indonesia jauh ke depan.

Suhardiman juga dikenal sebagai tokoh politik berjiwa negarawan, dengan visi dan misi politiknya tercermin dalam dinamika perjuangan SOKSI, yang didirikan dan dipimpinnya puluhan tahun. Suhardiman, melalui SOKSI, dikenal sebagai pencetak kader pemimpin bangsa yang berjiwa kebangsaan dan negarawan.

Almarhum dikenal memiliki intuisi politik yang ditindaklanjuti dengan analisis secara rasional. Sesuai arahan Suhardiman lah maka SOKSI mendukung Presiden Jokowi-JK walaupun Partai Golkar mendukung Prabowo-Hatta.

Aneka pemikiran tentang pembentukan kekuatan bangsa sebagai tujuan yang kedua dari pembangunan politik, yang oleh Suhardiman disebut sebagai Trisula Politik. Yakni Power, Hukum dan Demokrasi.

Suhardiman mendorong adanya upaya modernisasi, rasionalisasi dan dinamisasi diterapkan dalam berbagai kelembagaan politik, pendidikan politik, dan pimpinan politik sebagai prasarana dalam pembangunan politik. Prasarana kelembagaan ini tidak bisa diartikan secara sempit hanya sebagai sosok fisik organisatoris, melainkan harus diartikan secara luas menyangkut sosok sosiokulturalnya.

Suhardiman sendiri sempat mengeluhkan terancamnya jati diri Indonesia dalam era modernisasi. Reformasi yang berlangsung sejak 1988, dalam pengamatan Suhardiman belum menampakkan jati diri dan arah tujuan Indonesia masa depan. Dia melihat perlunya reformasi jilid dua untuk lebih mempertegas jati diri dan tujuan masa depan Indonesia.

Di sisi karir, setelah lulus sebagai Sarjana ekonomi dari FEUI Jakarta pada 1962, Almarhum belajar hingga meraih gelar doktor Ilmu Administrasi Niaga dari Universitas 17 Agustus, Jakarta pada 1971.

Selain pendidikan umum, dia juga alumni Akademi Militer  Yogyakarta (1948), Sekolah Infantri Fort Benning, AS (1971) dan Seskoad (1969). Suhardiman, bungsu dari tujuh bersaudara, itu memulai karier sebagai anggota  polisi Tentara di Kediri (1945) dan anggota kawal PB Jenderal  Sudirman (1947).

Setelah lulus Akademi Militer Yogyakarta (1948) dia bertugas sebagai komandan Subkomando Distrik Militer Yogya Selatan sampai dia menjabat Kaset KSAP dan Dosen SSKAD. Pada 1960-an, almarhum menjabat perwira pembantu utama Menteri Utama Ir H Juanda, mengurusi perusahaan-perusahaan negara.

Pada 1960, almarhum bersama rekan-rekan mendirikan SOKSI sebagai imbangan SOBSI/PKI, dengan ide dan konsep kekaryaan yang kemudian juga diwujudkan dalam wadah Golkar. Di SOKSI, almarhum menjabat ketua umum (1960- 1998). Kemudian melepas jabatan ketum dan menjabat Ketua MPPO SOKSI (1998-2005). Sejak 2005 menjabat Ketua Umum Dewan Penasihat SOKSI.

Suhardiman pernah menjabat Staf Ahli Menteri Urusan Stabilitas Ekonomi dan Menteri Produksi, Sekretaris Banas dan Penasehat Menperdag. Jabatan terakhir yang diembannya di lembaga tinggi negara adalah Wakil Ketua DPA-RI (1993-1998). [ysa]

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana Tak Patuhi Instruksi Megawati

Sabtu, 22 Februari 2025 | 03:26

Andil Besar BPS dalam Pengoplosan LPG

Sabtu, 15 Februari 2025 | 10:11

UPDATE

KPK Sita Bangunan dan Uang Belasan Miliar di Kasus Korupsi BPR Bank Jepara Artha

Selasa, 25 Februari 2025 | 13:24

KPU Segera Tindaklanjuti Putusan MK Soal PSU

Selasa, 25 Februari 2025 | 13:21

Gegara eFishery, SoftBank dan Temasek Rugi Besar, 90 Persen Modal Investor Terancam Hilang

Selasa, 25 Februari 2025 | 13:14

Hormati Proses Hukum Kejagung, Pertamina Pastikan Layanan Publik Tak Terganggu

Selasa, 25 Februari 2025 | 13:07

MK Anulir Sejumlah Cakada, Komisi II DPR Minta DKPP Periksa KPU-Bawaslu

Selasa, 25 Februari 2025 | 13:06

Dirut Pertamina Raih Penghargaan Green Leadership Utama

Selasa, 25 Februari 2025 | 13:00

Presiden Prabowo Bakal Hadiri Kongres Partai Demokrat

Selasa, 25 Februari 2025 | 12:50

MK Putuskan PSU Pilkada di 24 Daerah, Berikut Daftarnya

Selasa, 25 Februari 2025 | 12:46

Jelang Ramadan Harga Bapok Merangkak Naik, Cabai Rawit Meroket Rp81.700 per Kilogram

Selasa, 25 Februari 2025 | 12:39

Survei Median: Sebagian Besar Publik Yakin Penahanan Hasto Tindakan Hukum Murni

Selasa, 25 Februari 2025 | 12:37

Selengkapnya