Berita

net

Bisnis

Tingkatkan Harga Jual, Ikan Di Indonesia Diberi Label

KAMIS, 10 DESEMBER 2015 | 21:07 WIB | LAPORAN:

Indonesia akan bekerja sama dengan Uni Eropa soal terobosan baru bernama electronic ceritificate yang akan dipasang pada ikan.

Hal itu disampaikan Deputi I Bidang Kedaulatan Maritim Kemenko Maritim dan Sumber Daya Arif Havas Oegroseno usai menutup High Level Dialogue on Fishieries and Maritime di Padma Resorts, Legian, Bali (Kamis, 10/12).

"Nanti ikan tangkap dari Indonesia akan dikasih tag atau nomor. Kemudian dilabel dengan barcode. Pasti harga ikan Indonesia akan semakin tinggi jika diekspor, terutama untuk negara-negara Eropa. Contohnya itu sapi, kan di telinganya ada anting, nah ikan juga nanti ditempel," jelasnya.


Havas membeberkan, ada beberapa standar yang harus dipenuhi oleh suatu negara yang mengirim produk ikannya ke Eropa. Salah satunya soal kualitas dan kesehatan ikan. Beberapa standar lain adalah ikan yang bebas dari penangkapan ilegal dan faktor sosial lain.

"Jadi nanti ikan yang sudah di-tag atau diberi nomor itu dibawa ke restoran di Eropa. Dari situ nanti bisa tahu ikan itu jenis apa, dapat dari daerah mana. Jadi, kalau ada sistem tagging lewat sertifikat elektronik Eropa mau beli lebih mahal," katanya.

Dalam mengonsumsi ikan, negara-negara di Eropa tidak pernah memberi harga pada ikan lewat beratnya, tapi dari kualitas atau nilai yang terkandung didalamnya.

"Ikan nanti bisa sama, tapi ada tagging lebih mahal. Saat ini Eropa sudah punya prototipenya. Biasanya ikan yang sudah di-tag itu dari Mediterania atau Atlantik. Sistemnya sama sebetulnya, kalau ada sertifikat pasti lebih mahal," ujar Havas.

Namun demikian, Havas masih belum bisa memastikan kapan sistem sertifikat elektronik pada ikan di Indonesia akan diterapkan. Yang pasti, jika teknologi itu murah dan mudah, Indonesia akan menggunakannya. [wah] 

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya