Berita

foto :dok

Bisnis

Program Kemitraan Dorong Kesejahteraan Petani Tembakau

RABU, 02 DESEMBER 2015 | 08:27 WIB | LAPORAN:

Berdasarkan catatan Asosiasi Petani Tembakai Indonesia (APTI), produksi tembakau selama beberapa tahun terakhir masih di bawah 200 ribu ton, sedangkan permintaan pasar telah mencapai lebih dari 300 ribu ton. Selisih tersebut terpaksa harus dipenuhi oleh impor.

Untuk meningkatkan produktivitas tembakau, pemerintah mendorong program kemitraan antara petani dan perusahaan/pabrikan rokok.

Direktur Perbenihan Perkebunan dan Pelaksana Tugas Direktur Tanaman Semusim dan Rempah, Nurnowo Paridjo menyatakan bahwa program kemitraan antara petani dan pabrikan/pemasok, tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas pertanian tembakau tetapi juga terbukti meningkatkan kualitas dari tembakau. Program kemitraan ini diyakini dapat membantu petani untuk mendapatkan bimbingan serta panduan praktik pertanian yang baik.


"Perusahaan kami sarankan masuk bekerja sama dengan petani lewat program kemitraan," kata Nurnowo dalam diskusi bertajuk Masa Depan Tembakau Di tengah Badai Regulasi” yang digelar Forum Wartawan Pertanian (Forwatan), kemarin.

Ketua APTI, Soeseno menambahkan, tata niaga pertanian yang kompleks juga menjadi salah satu hambatan utama perkembangan komoditas tembakau. Petani seringkali tidak mendapatkan akses langsung untuk menjual hasil panennya kepada pabrikan/pemasok sehingga harus mengandalkan para pengepul dan belandang.

Nilai keuntungan yang seharusnya diterima oleh petani sebagian besar akan hilang akibat peran pihak ketiga.

Melalui program kemitraan diharapkan tata niaga tembakau dapat dipangkas sehingga meningkatkan kesejahteraan petani. Soeseno menyebutkan petani dapat memperoleh nilai tambah sampai Rp 650 ribu dalam  pendapatan mereka. Apabila, program kemitraan berjalan baik antara petani dengan pabrikan rokok.

Sekedar catatan, kapasitas produksi rokok nasional hingga akhir tahun 2015 mencapai 362 miliar batang, meningkat 16 miliar batang dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.

Pada tahun 2014, kapasitas produksi rokok dalam negeri hanya mencapai 346 miliar dan kini menyentuh 362 miliar batang. Sedangkan kapasitas industri rokok nasional pada 2009 hanya sebesar 286 miliar batang.

"Hal ini menandakan bahwa industri rokok nasional mengalami pertumbuhan," kata Direktur Minuman dan Tembakau, Kementerian Perindustrian, Faiz Achmad.

Kementerian Pertanian berjanji akan mencari jalan untuk mengatasi beberapa permasalahan utama dalam pertanian tembakau guna terus meningkatkan produksi nasional. Selain itu, petani juga diberikan jaminan pasar dan akses langsung terhadap pabrikan/pemasok yang mana akan memotong mata rantai tata niaga perdagangan yang kompleks.

Sayangnya, kata Nurnowo, hingga saat ini hanya ada beberapa perusahaan yang telah menjalankan program kemitraan dan cakupannya pun masih dinilai sangat minim.
Dalam hal ini, perlu dukungan dari pemerintah untuk mendorong program-program serupa di berbagai sentra pertanian tembakau.[wid]


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya