Berita

tb hasanuddin/net

TB Hasanuddin: Lebik Bijak Bila Helikopter Kepresidenan Itu Buatan Dalam Negeri

SENIN, 23 NOVEMBER 2015 | 06:44 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Pada Prinsipnya, proses pembelian helikopter kepresidenan diajukan dan diproses oleh Sekretraiat Negara setelah meminta saran dan pendapat dari TNI AU.

"Hely jenis Super Puma yang digunakan oleh presiden selama ini dibuat tahun 2000 dan dipakai sejak thn 2002, jadi sudah dipakai selama13 tahun. Menurut saya demi keamanan, sudah selayaknya diganti," kata anggota Komisi I dari Fraksi PDI Perjuangan, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin, dalam keterangan Minggu malam (22/11).

Untuk anggaran tahun 2016 yang akan datang, lanjut TB Hasanuddin, setelah mendapat saran dari TNI AU, Setneg merencanakan membeli hely  pengganti yang ada dengan jenis AW 101 Agusta buatan Italia. Hely ini memang cukup canggih dengan interior yang mewah dan space yang lebar sehingga cukup comfort untuk dipakai oleh VVI .  Tapi harganya menurut informasi sekitar 55 juta dolar. Cukup mahal bila dibandingkan dengan jenis Super Puma produk PT DI kebanggaan anak bangsa yang harganya 35 juta dolar AS.
 

 
"Bila Super Puma mau dilengkapi seperti AW 101 Agusta sesungguhnya tinggal menambah saja seperti forward looking infra red, chaff and flare dispencer, infra red jammer dan laser warning. Semua alat ini seluruhnya diperkirakan seharga 5 juta dolar dolar AS . Sehingga harga satu unit Super Puma maksimal sekitar 40 juta dolar AS," kata TB Hasanuddin.

Dengan membeli produk dalam negeri, sambung TB Hasanuddin, maka negara untung sebesar 30 persen dari harga dasar,  setidaknya dalam bentuk  material dari dalam negeri. Di saat yang sama, mampu mempekerjakan minimal 700 orang selama setahun dengan investasi skill untuk anak bangsa yang terus berkembang.

"Layanan purna jual seperti perawatan dan pengadaan suku cadangnya pun akan lebih murah dan terjamin. Sementara untuk suku cadang Agusta pasti akan lebih mahal dalam status import dan tak ada jaminan tidak diembargo," ungkap TB Hasanuddin,

"Menurut hemat saya , sudah saatnya mengganti heli kepresidenan, tapi akan lebih bijak bila menggunakan produk dalam negeri saja dan sesuai dengan amanah UU 16/2012 tentang industri pertahanan pasal 43 yang menyatakan bahwa tidak dibenarkan membeli alat pertahanan dan keamanan dari luar negeri selama negara sudah mampu memproduksinya," demikian TB hasanuddin. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya