Sabtu pagi (14/11), jalan-jalan di kota Paris, Perancis, lengang. Terasa ketegangan yang amat sangat masih menyelimuti seluruh penduduk kota mode itu, setelah malam sebelumnya rentetan teror mematikan menyerang.
Presiden Perancis, Francois Hollande, menyatakan negaranya dalam keadaan darurat setelah serangkaian serangan teroris mematikan di enam lokasi populer di ibukota negara itu pada Jumat malam.
Tempat konser, restoran dan bar, stadion nasional Perancis di mana sebuah pertandingan sepak bola internasional dimainkan dan ditonton sang presiden, menjadi sasaran empuk para pelaku. Lebih dari 150 orang tewas.
Aparat keamanan dan pemerintah mengimbau warga untuk tinggal di dalam rumah atau tempat perlindungan yang aman. Militer dikerahkan ke banyak titik.
"Situasi di Paris sangat tegang. Orang-orang tidak ingin keluar,†kata seorang jurnalis radio di Paris, Gregory Philipps, kepada
CNN, Sabtu pagi.
"Kami tidak tahu jika ada beberapa teroris lain di jalan sekarang," tambah Philipps.
Hingga pagi menyelimuti Paris, warga kota itu dan seluruh dunia masih belum mengetahui siapa yang berada di balik serangan dan berapa persisnya jumlah orang yang kehilangan nyawa mereka.
Beberapa orang memang beranikan dirinya keluar di jalan-jalan Paris, tetapi jauh lebih sedikit dari biasanya.
Kata-kata bertema horor", pembantaian", dan perang" mendominasi halaman depan banyak surat kabar yang terbit pagi di negeri romantis itu.
Seorang jurnalis
La Monde, Geraldine Schwarz, kepada
CNN, mengatakan, Paris di Sabtu pagi ini terasa jauh lebih sunyi.
"Pagi ini saya pergi untuk mendapatkan beberapa roti, dan semuanya tutup,†ungkapnya.
[ald]