Berita

Menerobos Israel, Melihat Palestina (4)

Negeri "Barat" Di Timteng, Berbahasa Ibrani & Arab

SENIN, 09 NOVEMBER 2015 | 04:58 WIB | OLEH: MUHAMMAD RUSMADI

Pada 26 hingga 31 Oktober lalu, wartawan Rakyat Merdeka, Muhammad Rusmadi mengikuti The Rambam Israel Fellowship Program di Israel, yang disponsori oleh Australia/Israel & Jewish Affairs Council (AIJAC). Berikut laporannya:

PUKUL 05.58, pemandangan di luar pesawat sudah terlihat jelas. Cerah. Hamparan awan pun terlihat mengkilap oleh pancaran mentari pagi. Di bawah, sudah tampak daratan, gunung-gunung cokelat bersusun indah, meski tak beraturan. Tak seperti di kawasa tropis, pemandangan hijau di bawah sana kering dan gersang.

Pesawat kami masih berada di atas Laut Merah, namun agak ke samping, di kejauhan tampak daratan. Di layar monitor tertulis, kami baru saja melintasi Sharm al-Syeikh, kawasan wisata yang terkenal di Mesir itu. Kawasan ini menjadi target serangan teror pada 23 Juli 2005 silam. Dua bom mobil dan satu bom koper meledak di hotel-hotel dan pusat belanja Sharm el-Sheikh, Mesir, menewaskan 64 orang dan melukai 200 lainnya termasuk beberapa warga negara asing.

Tak terasa, berarti sekitar 30 menit lagi saya akan mendarat di bandara internasional Ben Gurion Airport, Tel Aviv, Israel. Tak banyak cerita dari mereka yang pernah mendarat disini. Karena biasanya, orang-orang Indonesia yang pernah ke kawasan Palestina masuk dari negara-negara tetangga seperti Mesir atau Yordania. Kalau pun ada, cenderung tidak terlalu suka bercerita.

Kami mendarat tepat waktu, sekitar 06.40 pagi waktu  Tel Aviv. Setelah proses pengambilan barang-barang bagasi beberapa rekan dan ke counter imigrasi, kami menuju hotel di Kota Yerusalem, sekitar 3 km, ditempuh kurang lebih  satu jam naik mobil.

Yang seru, kami hanya punya waktu sekitar satu jam di hotel nanti, dan diminta langsung memulai rangkaian diskusi dan program-program lainnya dari The Rambam Israel Fellowship Program ini. Wow! Setelah terbang total 15 jam, langsung lompat lagi? "Aha! Welcome to the jungle!" Seperti kata Colin Rubenstein, sang Direktur AIJAC sambil bercanda, This is no mercy program.” Di jadwal tertulis, kegiatan nyaris tiap hari dimulai dari jam 07.00 hingga jam 20.00 malam!

Dalam perjalanan Tel Aviv-Yerusalem, meski masih agak mengantuk dan capek, saya terus berusaha membuka mata lebar-lebar, melihat dunia” yang tak pernah saya lihat sama sekali sebelumnya.

Yang pertama paling menarik buat saya adalah, sejak berada di pesawat El Al sehari sebelumnya, hingga memasuki airport Ben Guron ini, nyaris semua orang yang saya lihat adalah orang-orang bule, kulit putih. Mulai dari hampir seluruh penumpang, termasuk Colin, petugas yang standy by menjemput kami di airport, hingga driver yang mengantarkan kami.

Sebelum saya berangkat, seorang rekan menyatakan kepada, saya pasti akan dapat pengalaman seru, menarik dan unik. Kamu akan merasa seperti di Barat,” katanya. Padahal secara geografis, Israel adanya di Timur Tengah yang umumnya identik dengan Arab. Kecuali mungkin di kota-kota negara Timur Tengah yang banyak pekerja profesionalnya dari kawasan Eropa dan Amerika.    

Hal lain yang juga menarik menurut saya adalah penunjuk-penunjuk jalan yang tertulis dalam tiga bahasa, yakni Ibrani (Hebrew), Arab dan Latin. Israel memang memiliki dua bahasa resmi, yakni Ibrani dan Arab. Saya teringat saat beberapa kali ke Aceh. Di sana, nama-nama jalan dan perkantoran juga dibikin dalam bahasa Indonesia dan aksara Arab.

Namun karena nama-nama perkantoran adalah bahasa Indonesia, sehingga aksara Arab itu bukanlah bahasa Arab, tapi bahasa Indonesia yang ditulis dalam aksara Arab. Kadang disebut dengan Arab Melayu. Sementara di Israel, aksara yang tampak itu adalah sekaligus juga dibaca dalam bahasa asli aksara tersebut.

Dulu, saya pernah belajar Judaisme setengah semester, saat kuliah di Perbandingan Agama, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jadi, saya sedikit akrab dengan istilah bahasa Ibrani ini. Tapi karena kami tak pernah belajar bahasa tersebut secara khusus, sehingga saya tak paham bahasa Ibrani, dan amat asing ketika baru mendengarnya. Namun ketika tampak tulisan ‘right’ (kanan) misalnya, saya sedikit paham, tulisan Arabnya berbunyi ‘yumna’.

Saya tiba-tiba teringat dengan humor jadul, maksudnya karena ingin hati-hati,  namun karena tak begitu mengerti bahasa Arab, sebagian masyarakat Muslim mengira, apa-apa yang tertulis dalam bahasa Arab dikira selalu al-Qur’an. Sampai-sampai ketika ada sobekan koran berbahasa Arab jatuh di jalanan pun buru-buru dipungut agar tak terinjak. Karena tulisan korannya dikira sobekan al-Qu’ran yang terjatuh. Ternyata, isinya cuma berita harga-harga barang yang terus menanjak tinggi, hehe... Bersambung

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Telkom Permudah UMKM Pasarkan Produk Lewat Platform Ini

Senin, 10 Februari 2025 | 03:14

Isu PIK 2 Bikin Ormas Terlarang Keluar Sarang

Senin, 10 Februari 2025 | 02:45

Penyelundupan BBL Senilai Rp9 Miliar Berhasil Digagalkan di Bandara Juanda

Senin, 10 Februari 2025 | 02:15

Pemblokiran Anggaran IKN Langkah Revolusioner Prabowo Demi Rakyat

Senin, 10 Februari 2025 | 01:59

Sikap Adian Napitupulu Tidak Cerminkan Kader Partai Wong Cilik

Senin, 10 Februari 2025 | 01:33

Menanti Napas Baru Kemandirian OMS di Indonesia

Senin, 10 Februari 2025 | 01:15

Telkom Peroleh Peringkat ‘A’ Capai 17 Tujuan SDGs

Senin, 10 Februari 2025 | 01:00

Hindari Hoax, Prabowo Minta Insan Pers Pegang Teguh Pancasila

Senin, 10 Februari 2025 | 00:48

Setop Anggaran IKN, Prabowo Tunjukkan Taji ke Jokowi

Senin, 10 Februari 2025 | 00:24

IMM Dorong Jurnalisme Berkualitas di Tengah Jeratan Independensi Pers

Senin, 10 Februari 2025 | 00:01

Selengkapnya