. Sejak lepas dari pemerintahan otoritarian Soeharto, Indonesia telah mengalami banyak kemajuan signifikan dalam hal pertumbuhan demokrasi, ekonomi dan toleransi.
Demikian dikatakan Duta Besar (Dubes) Republik Islam Pakistan untuk Indonesia, Muhammad Aqil Nadem, saat berkunjung ke kantor redaksi Rakyat Merdeka Group di Graha Pena, Jakarta, Selasa (3/11).
Dubes Nadem sendiri mengecap pengalaman ketika Indonesia bertransformasi dari pemerintahan militer ke pemerintahan sipil yang demokratis, pada saat ia menjalankan tugas diplomatik di Jakarta era 1997-1998.
"Ini ketiga kalinya saya ditempatkan di Jakarta. Dan saya melihat perkembangan yang sangat hebat di negeri ini," kata Nadem.
Ia mengatakan, perkembangan yang paling mencolok adalah di bidang pertumbuhan kesejahteraan dan akses masyarakat ke lapangan pekerjaan. Sambil berkelakar ia menyebut salah satu buktinya adalah kemacetan di Jakarta.
"Perkembangannya, Jakarta tambah macet, sangat membuat frustrasi," ucap Dubes, disusul tawa awak
Rakyat Merdeka yang menyambutnya di lantai 9 Graha Pena.
"Masyarakat punya lebih banyak mobil, lebih mudah mendapat pekerjaan," sebutnya lagi.
Mengenai kebebasan berpendapat, ia menilai Indonesia adalah salah satu yang terbaik di dunia. Bahkan bisa dikatakan, pertumbuhan demokrasi Indonesia jauh lebih baik dari Pakistan. Media massa di Indonesia pun sangat beragam dan memiliki kebebasan untuk membicarakan banyak isu.
"Sekarang lebih terbuka. Politisi dan publik bebas berbicara apa saja dalam banyak isu. Dulu tidak pernah kita temukan semacam ini," tegasnya.
Selain itu, Nadem memuji penegakan hukum yang berjalan di Indonesia. Secara khusus ia mengangkat jempol untuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Banyak pejabat ditangkap KPK, tapi itu membuktikan penegakan hukum berjalan," nilainya.
Ia pun menilai masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi toleransi. Ia juga menyebut bangsa Indonesia sebagai bangsa penyabar. Sembari kembali bercanda, ia menyebut buktinya warga Jakarta yang setiap hari menghadapi kemacetan namun tetap beraktivitas seperti biasa.
"Terus terang, kalian jauh lebih penyabar dari orang-orang kami (Pakistan)," lontarnya sambil tersenyum.
[ald]