Pakar teknologi informatika, Rudi Rusdiah mengatakan pelaku pasar kurang merespon positif dua paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan sebelumnya oleh pemerintah. Pasalnya, karena kondisi ekonomi yang malah terus melambat pasca keluarnya paket kebijakan ekonomi tersebut.
"Beberapa kali intervensi oleh BI pun seperti menyiram garam dilaut dan rupiah hanya sedikit bergeming untuk kemudian terus merosot sejak awal tahun, hingga mencapai hampir Rp 15 ribu, suatu angka ambang batas krisis ekonomi yang sangat mengkhawatirkan sejak krisis multidimensi 1998," paparnya.
Rudi yang juga pelaku usaha di bidang TI mengamati gejolak rupiah sangat berpengaruh terhadap industri telematika yang digelutinya melalui Micronics Group.
Namun begitu, menurut dia, Indonesia masih berpeluang menjadi negara yang kuat. Hal ini tercermin dari parade militer akbar dan peragaan perang modern pada acara HUT ke 70 TNI, Senin (5/10) lalu.
Namun begitu, menurut dia, Indonesia masih berpeluang menjadi negara yang kuat. Hal ini tercermin dari parade militer akbar dan peragaan perang modern pada acara HUT ke 70 TNI, Senin (5/10) lalu.
Dari bincang-bincang dengan Atase Pertahanan dan duta besar beberapa negara sahabat beberapa waktu lalu, Rudi yang juga ketua Apkomindo dan angota Desk Cyber Kementerian Polhukam menyimpulkan bahwa HUT TNI inilah yang menumbuhkan kepercayaan pada tataran dunia internasional. Terlebih ketika Presiden RI Jokowi bersama Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo dan Menko Polhukam Jenderal (Purn) TNI Luhut B Pandjaitan menuju ke tengah kerumunan masyarakat, seusai menjadi inspektur upacara, yang sebelumnya dibatasi ketat oleh petugas pengamanan presiden (Paspampres). Situasi ini menunjukkan dengan gamblang kepada para diplomat negara sahabat yang hadir bahwa situasi di RI sangat kondusif dan pemerintah sangat dekat dengan rakyatnya.
Ditambah lagi pemandangan langka ketika defile tank-tank dan alutsista TNI diikuti ratusan masyarakat tua dan muda mengibarkan bendera Merah Putih. Hal ini, lanjutnya menyebabkan sentimen sangat positif momentum titik infleksi peningkatan rupiah yang sangat signifikan sejak 5 Oktober sore.
"Nilai tukar rupiah pada Kamis pagi 8 Oktober 2015 terus menguat, bahkan sempat menyentuh level 13.869, posisi terkuat sejak 19 Agustus 2015 atau sejak rupiah terus melorot sejak awal tahun ini dan berbagai upaya kebijakan ekonomi pajak," urainya.
Apalagi, beberapa kali intervensi Bank Indonesia pun sejak awal tahun ternyata tidak efektif, malah menggerus cadangan devisa.
[wid]