Berita

Bisnis

Paket Ekonomi Diawang-awang Kalau Tidak Diikat dengan Komitmen dan Implementasi

RABU, 07 OKTOBER 2015 | 22:01 WIB | LAPORAN:

Paket kebijakan ekonomi pemerintahan Jokowi berdampak baik atau buruk kepada rakyat sangat bergantung kepada ekspektasi rakyat itu sendiri.

‎Hal itu dikatakan D‎irektur Eksekutif Indef, Enny Sri Hartati, dalam Dialog Kenegaraan bertema "Paket kebijakan ekonomi Jokowi dan pengaruhnya terhadap perekonomian rakyat"  di gedung DPR, Rabu (7/10).

"Masyarakat memang menanti dan menunggu Jokowi memenuhi janjinya. Namun apakah paket kebijakan ekonomi pemerintah itu berdampak atau tidak, tergantung ekspektasi rakyat," ujar Enny.


Dia mengatakan paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan pemerintah sebagai upaya untuk menstabilkan ekonomi akibat dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.

Menurut dia, paket ekonomi yang bertujuan untuk memperbaiki sistem investasi seharusnya dibarengi dengan komitmen dan implementasi yang bagus pula, sekalipun tidak bisa memperbaiki ekonomi dalam jangka pendek.

Hanya saja kata Enny, Peraturan Pemerintah (PP) sendiri selama ini justru tidak dipahami dan tidak pula dilaksanakan dengan baik oleh birokrasi di bawah.

Hal ini juga terjadi problem antara target dan implementasi. Misalnya paket II, untuk mengurus izin saja hampir di semua kabupaten/kota prosesnya selama 6 bulan.

Bahkan ada yang lebih dari setahun. "Presiden boleh proses izin selama 3 jam, tapi syaratnya kalau sudah lengkap. Ini pemerintah serius menyelesaikan masalah atau tidak? Seperti pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) yang 700 ribuan orang saja antreannya luar biasa," tutur Enny lagi.

Karena itu lanjut Enny, kalau stimulus ekonomi itu hanya di awang-awang, maka akan tersandera sendiri. Selama suku bunga tinggi, birokrasi tidak beres, tidak efektif, maka produksi tetap akan terganggu.

"Jadi, kalau masalahnya di birokrasi, maka Menpan Yudhy Chrisnandi berkewajiban membereskan birokrasi tersebut. Selain itu pemerintah harus tahu betul jika konsumsi  rakyat itu besar, tapi rakyat tidak pernah bangkrut, melainkan hanya ada kesenjangan, sehingga negara yang bisa bangkrut," tandasnya. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya