Berita

sya'roni/net

Bisnis

Paket Ekonomi Jilid II Tidak Realistis

KAMIS, 01 OKTOBER 2015 | 16:30 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Paket kebijakan ekonomi jilid II yang diluncurkan pemerintah dinilai tidak realistis dan tidak memenuhi skala prioritas.

Sekretaris Jenderal Himpunan Masyarakat Untuk Kemanusiaan dan Keadilan (Humanika), Sya'roni, mengatakan ketidakrealistisan paket ekonomi jilid II terkait pemangkasan waktu perizinan investasi di kawasan industri dari 8 hari menjadi hanya 3 jam.

"Bila mencermati proses pelayanan publik di negeri ini, bisa dikatakan paket kebijakan ini tidak realistis. Sebagai perbandingan, untuk membuat e-ktp di wilayah DKI Jakarta saja masih ada yang membutuhkan waktu hingga 1 bulan baru jadi. Untuk daerah lain bisa jadi lebih lama," ujar dia kepada Kantor Berita Politik RMOL.


Dikatakan Sya'roni, kebijakan memangkas izin investasi patut diapresiasi tetapi tetaplah harus realistis dan terukur. Jangan hanya karena panik rupiah terus terpuruk, pemerintah lantas membabi-buta menarik dolar.

"Bisa jadi karena dianggap tidak realistis itulah Jokowi tidak berkenan mengumumkan sendiri. Jokowi menyerahkan kepada para menterinya, yang dipimpin oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution, untuk mengumumkan paket tersebut, sementara Jokowi hanya mengiyakan lewat twitter saja," papar Sya'roni.

Menurut Sya'roni, selain tidak realisitis, paket tersebut juga tidak memenuhi skala prioritas dan sebaiknya percepatan perizinan dimasukkan saja sebagai program kerja BKPM.

Menurut hemat dia, saat ini perekonomian Indonesia lebih membutuhkan penyembuhan. Pabrik-pabrik yang sudah dan yang akan mem-PHK buruhnya lebih membutuhkan bantuan pemerintah. Daripada memprioritaskan pendirian pabrik baru, lebih baik pemerintah menyelamatkan pabrik yang sudah ada.

"Melihat PHK yang terus terjadi, para calon investor pasti juga akan bertanya-tanya apa yang dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan industrinya. Pabrik yang sudah ada saja dibiarkan terkapar, apakah ada jaminan investor baru tidak akan mengalami perlakuan yang serupa," kata Sya'roni.

"Alih-alih menarik investor baru, bisa jadi investor yang sudah ada pada kabur ke luar negeri karena merasa tidak mendapatkan perhatian pemerintah," tukasnya.[dem]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya