Berita

Jenderal Badrodin Haiti/net

Wawancara

WAWANCARA

Jenderal Badrodin Haiti: Polisi Pasti Bergerak Bila Gayus Keluar Penjara Secara Ilegal

JUMAT, 25 SEPTEMBER 2015 | 08:12 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Narapidana Gayus Tambunan kembali bikin heboh. Dia terlihat sedang makan di sebuah restoran dari akun Facebook Baskoro Endrawan. Di dalam foto itu, Gayus terlihat duduk di meja makan dengan mengenakan kaus biru dan topi, bersama dua perempuan. Pada dinding laman Facebook-nya, Baskoro menuliskan bahwa Gayus Tambunan terakhir dilihatnya pada 9 Mei 2015 di sebuah restoran di Jakarta.
 
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat, Agus Toyib mengatakan, dua petugas Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin yang mengawal narapidana Gayus Tambunan mengakui kesalahan­nya. Dua petugas itu membawa Gayus ke sebuah restoran setelah menghadiri sidang gugatan perceraian di Pengadilan Agama Jakarta Utara.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti angkat bicara terhadap keluarnya Gayus Tambunan dari Lapas Sukamiskin. Menurut dia, perlu dipastikan apakah kelu­arnya Gayus dengan cara ilegal atau legal.


Hal tersebut penting untuk mengetahui pidananya. "Kalau keluarnya secara resmi dapat izin, tentu tidak ada masalah," jelasnya.

Berikut kutipan selengkap­nya:

Kalau keluarnya dengan cara ilegal?
Berbeda bila ternyata keluarnya dengan cara ilegal, tentunya ada kemungkinan permainan antara petugas penjara denganGayus. Hal tersebut yang menjadi poin utama. Kalau Kementerian Hukum dan HAM sudah membuat satgas, maka tunggu ada kesimpulan dari satgas tersebut.

Bila ternyata ada campur tangan oknum mengeluarkan Gayus, bagaimana?
Tentunya harus ditindak te­gas. Saya pastikan polisi akan bergerak bila ternyata memang keluarnya Gayus (dari penjara) secara ilegal. Bila seorang tah­anan keluar dari penjara dengan niat melarikan diri, maka itu menjadi tindakan pidana.Tapi bila tidak melarikan diri dan kembali ke penjara, justru sulit mempidanakannya.

Tapi kan Gayus malah ma­kan di restoran?

Kan orang perlu makan, gimana? Kalau (Gayus) mau makan di pinggir jalan, kan enggak mungkin, makan di restoran. Apa yang dilakukan pengawal juga sudah sesuai dengan prosedur. Polisi tetap menjaga Gayus selama proses keluar hingga kembali ke Lapas Sukamiskin.

Kalau Gayus itu keluarnya resmi, kan dikawal. Kalau ng­gak dikawal, lari, gimana? Kan itu keluar ke pengadilan resmi, ada surat izinnya. Kalau nggak dikawal, dia lari, enggak balik, dipersalahkan.

O ya, Anda mengumpul­kan seluruh penyidik Badan Reserse Kriminal Polri beserta jajaran di Gedung Rupatama Mabes Polri, ada apa?

Itu guna memberikan arahan soal instruksi Presiden Joko Widodo. Penegak hukum harusprofesional seperti arahan Presiden yang terakhir di Bogor. Ini harus dipedomani seluruh anggota. Pada waktu itu ada kebijakan jangan dipidanakan kalau tidak jelas-jelas mencuri uang negara, kira-kira gitu.

Bila kebijakan dari awal sudah terindikasi korupsi, jelas-jelas mencuri uang negara, maka harus segera diproses hukum, hal tersebut bergantung dari niat si pengambil kebijakan untuk korupsi atau tidak.

Apa pesan Anda?
Saya berpesan agar seba­gai penegak hukum, jajaran Bareskrim harus profesional da­lam menangani kasus. Termasuk tidak mudah mempidanakan kasus-kasus yang terkait kebi­jakan kepala daerah.

Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu di Istana Bogor, Jawa Barat.

Bagaimana dengan kasus yang sudah disidik, apa pesannya?
Pesannya kepada penyidik agar kasus-kasus yang sudah disidik segera bisa diselesaikan. Kalau perlu diperkuat peny­idiknya, yakni diperkuat dari daerah.

Apa perlu dibentuk tim un­tuk mengawal kebijakan itu?

Saya katakan tidak akan mem­bentuk tim untuk mengawal kebijakan pemerintah seperti yang dibentuk Kejaksaan.

Kenapa?
Karena saya berpandangan, kalau misalnya pejabat di kabu­paten/kota bisa berkonsultasi dengan Kapolres. Kalau di level provinsi bisa dikonsultasikan dengan Kapolda. Bisa saja, wong tiap hari koordinasi kok. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya