Enak tenan jadi anggota DPR, apalagi punya jabatan di alat kelengkapan Dewan. Sudah gaji gede, dapat tunÂjangan yang besar pula. Sekarang, masalah ini disorot publik.
Sebab, Badan Usaha Rumah Tangga (BURT) DPR meminta pemerintah menaikkan tunÂjangan kehormatan, tunjangan komunikasi intensif, tunjangan peningkatan fungsi pengawasan dan anggaran, hingga bantuan langganan listrik dan telepon bagi anggota DPR.
Usul itu telah disetujui Kementerian Keuangan. Tapi besaran kenaikan tunjangan tidak sebeÂsar usul DPR. Misalnya, tunÂjangan kehormatan bagi ketua badan/komisi diusulkan DPR Rp 11.150.000, disetujui pemerÂintah Rp 6.690.000. Tunjangan komunikasi intensif untuk ketua badan/komisi: DPR mengusulÂkan Rp 18.710.000, disetujui Rp 16.468.000. Tunjangan peningÂkatan fungsi pengawasan Ketua komisi/badan: DPR mengusulÂkan Rp 7.000.0800, disetujui Rp 5.250.000. Bantuan langÂganan listrik dan telepon, DPR mengusulkan Rp 11.000.000, disetujui Rp 7.700.000.
Kenapa wakil rakyat meminta kenaikan tunjangan? Kenapa pula pemerintah mengabulkanÂnya walau jumlahnya dikurangi dari usulan awal? Apa reaksi pimpinan MPR? Simak wawanÂcara dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan berikut ini:
Apa pendapat Anda soal kenaikan tunjangan itu?Kenaikan tunjangan tersebut tidak tepat. Masih banyak persoÂalan lainnya yang lebih substansiÂal untuk dibahas dan diselesaikan oleh DPR. Masalah ini bikin ribut sekali, nggak ada cerita, tiba-tiba ramai naik tunjangan. Ributnya itu berhari-hari, bisa sebulan, tapi malunya setahun.
Apa yang seharusnya diperÂbuat?Mari kita memajukan negeri ini dengan ilmu pengetahuan, jangan ribut yang tidak subÂstansi. Sudah berhari-hari DPR ribut sekali soal tunjangan. Bahkan tadi ada yang bilang di DPR Senayan hawanya panas.
Saya menekankan dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, para pendiri bangsa pada 1945 telah merumuskan konsep perdamaian luar biasa yang dinamakan Pancasila. Kedua, konsensus yang dicapai oleh pendiri bangsa menyebutkan; apapun agamanÂya, apapun etnis, setiap bangsa Indonesia adalah satu. Perbedaan justru menjadi peluang dalam membangun bangsa ini.
Jadi, jelas bahwa para pendiri bangsa telah meletakkan dasar-dasar dalam kehidupan berÂbangsa dan bernegara sesuai Pembukaan UUD 1945 bahwa tujuan Indonesia bernegara adalah untuk mencerdaskan dan memakmurkan rakyat. Kita maju atau tidak bukan berganÂtung pada sumber daya alam, melainkan karena pendidikan.
Apa yang perlu dirundingÂkan?Persoalan pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana merÂupakan salah satu permasalahan yang perlu diperhatikan secara bersama-sama di tengah kisruh kebakaran hutan saat ini.
Saya mencontohkan kemamÂpuan Tiongkok dalam pengeloÂlaan sumber daya alam yang mampu menyeimbangkan sisi ekonomi dan tanggung jawab lingkungan hidup.
Alamnya tidak rusak, mereka menjaga lingkungan, bahkan sumber daya alamnya ditata sedemikian rupa. Tidak boleh sembarangan dieksplorasi atau dieksploitasi.
Pemerintah berbuat apa?Saya mengajak pemerintah dan masyarakat untuk saling bahu-membahu dalam memajukan Indonesia dengan mengembangÂkan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengelolaan sumber daya alam.
PM Tiongkok Li Keqiang mengatakan, harusnya Indonesia lebih maju karena rakyatnya banyak, pintar-pintar, kekayaan alamnya mendukung, harusnya Indonesia lebih maju.
Apa lagi yang disampaikan Perdana Menteri Tiongkok itu?Li Keqiang memuji kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Bahkan, jika kedua kekayaan tersebut dapÂat dikelola dengan baik, Indonesia dinilai dapat menyaingi China. Saat saya ke Tiongkok (China) saya diskusi kenapa Tiongkok bisa maju? PM Tiongkok katakan pada saya, harusnya, Indonesia lebih maju, karena rakyatnya pinÂtar dan SDA-nya mendukung.
Artinya, untuk mendukung pertumbuhan negara, kita mengedepankan penguatan sumber daya manusia?Ya, seperti pemerintah China lebih mengedepankan penguatan sumber daya manusia, sehingga tanpa merusak kekayaan alam. China kini dapat membuat kapal induk yang disebut lebih cangÂgih dari Rusia.
Tak hanya itu, China kini juga tengah mengembangkan pesawat tempur yang dapat menÂdarat di kapal induk, layaknya helikopter. ***