Berita

ilustrasi/net

Buruh Minta Pemerintah Perhatikan Nasibnya

Tolak Disebut Biang Kerok Pelemahan Ekonomi
RABU, 16 SEPTEMBER 2015 | 09:05 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Ratusan buruh yang ter­gabung dalam Sentra Gerakan Buruh Nasional (SGBN) meng­gelar aksi damai di depan Istana Negara, kemarin. Mereka men­gaku, pihaknya bukanlah pe­nyebab melemahnya pereko­nomian Indonesia. Bahkan, mereka kecewa pemerintah lebih berpihak pada pengusaha dan investor disaat krisis ekonomi kian mengancam.

Para buruh memulai aksinya dengan menggelar long march dari Jalan Medan Merdeka Barat menuju Istana Negara. Mereka membawa sejumlah poster dan spanduk yang berisikan tun­tutannya, seperti 'Upah Riil Nasional 2016 Minimal Rp 4,9 juta', 'Cabut Permenaker no. 13 tahun 2012 tentang Komponen Hidup Layak', 'Stop Penangguhan Upah, Tangkap dan Penjarakan Pelanggar Hak Upah Buruh', 'Nasionalisasi Perusahaan Bangkrut, Lindungi Buruh dari PHK', 'Hapus Sistem Kerja Outsourcing', 'Pensiun Layak, Pendidikan dan Kesehatan Gratis', dan 'Tolak Upah Murah'. Dalam aksinya para buruh bergantian meng­gelar orasi dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan.

Sekretaris Nasional SGBN, Sultoni, menuturkan aksi ini serentak diadakan di 12 kota/ka­bupaten di Indonesia. "Melalui aksi ini kami menuntut pen­etapan upah layak 2016, kami mendesak pemerintah kalau mau menetapkan upah layak, minimal upahnya Rp 4,9 juta bagi pekerja lajang," katanya kepada Rakyat Merdeka di sela-sela aksi.


Dia meminta pemerintah mencabut Permenaker No 13 tahun 2012 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Komponen Hidup Layak. "Ganti yang Cuma 60an item KHL menjadi 120 item," sebutnya.

Pihaknya mengaku kecewa kepada langkah-langkah pe­merintah dalam mengantisipasi pelemahan ekonomi. Langkah yang diambil itu sama sekali tidak memperhatikan para bu­ruh namun lebih menguntung­kan bagi pengusa dan investor. "Resesi ekonomi sekarang ini bukan disebabkan kaum buruh, harusnya selamatkan buruh dulu dengan cara meningkatkan daya beli, jangan pengusaha saja yang dibantu ini itu," katanya.

Selain mahalnya har­ga kebutuhan pokok, seka­rang buruh dihadapkan padaancaman PHK. "Harga kebutu­han harus dikendalikan oleh pe­merintah, kok waktu krisis buruh yang disusahkan," ucapnya.

Sultoni mengakui gelombang PHK terus terjadi sementara pemerintah dinilai lepas tangan. "Anggota SGBN di Kapuk, Jakarta dan Bekasi sudah ada ratusan yang di PHK, kami sudah turun untuk melakukan advokasi, targetnya mereka bisa diperkerjakan kembali, kalaupun di-PHK mereka harus diperlaku­kan dengan adil," paparnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi yakin Indonesia mampu meng­hadapi tantangan pelemahan ekonomi global dengan sikap tenang, selalu optimistis dan kerja keras.

"Meski terkena dampak pele­mahan ekonomi global, situasi keamanan dan politik Indonesia semakin kondusif. Untuk itu, pe­san ini harus sampai kepada para pelaku usaha dan seluruh rakyat Indonesia," kata presiden. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya