Berita

jumhur hidayat/net

Jumhur Hidayat: Gerakan Massa Rakyat Tidak Harus Jatuhkan Pemerintah

SELASA, 15 SEPTEMBER 2015 | 16:14 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Elemen yang bisa menaklukkan keserakahan kaum pemodal adalah kekuasaan negara. Dan sangat disesalkan jika penguasa negara justru berkolaborasi dengan kaum pemodal, sehingga sia-sialah mengharapkan keuasaan negara secara rela mengontrol keserakahan kaum pemodal itu.

Demikian disampaikan intelektual-pergerakan yang juga Koordinator Aliansi Rakyat Merdeka (ARM), Jumhur Hidayat, saat menjadi pembicara dalam bedah buku Bersatu, Lawan Menang, Jalan Pembebasan Indonesia karya Pengurus PMKRI,  Angelius Wake Kako, di Kampus Salemba UI, Jakarta (Selasa, 14/9).

Selain Jumhur, hadir pembicara lain gurubesar Ronny R. Nitibaskara, Frans Magnis Suseno, Fuad Bawazier dan Anggawiri dari DPP HIPMI. Dalam buku ini disajikan fakta-fakta bahwa cita-cita para pendiri bangsa sudah jauh melenceng bila dibandingkan dengan keadaan Indonesia pada hari ini. Hal yang paling menggetirkan adalah bahwa sistem politik ekonomi Indonesia justru membawa ketimpangan dan ketidakadilan sehingga dari ketimpangan dan ketidakadilan ini memunculkan ketegangan sosial di masyarakat seperti munculnya identitas kedaerahan, intra daerah, agama dan juga status sosial khususnya si kaya dan si miskin.


Penulis menyebutkan bahwa seharusnya negara memihak kepada kepentingan rakyat banyak, namun pada kenyataannya dari waktu ke waktu justru penguasa negara lebih membela kaum pemodal dan dengan terang-terangan menjalankan prinsip neo-liberalisme. Namun, untuk mengarahkan negara agar berpihak pada rakyat juga sulit karena para pemimpin di eksekutif maupun legislatif hanya mereka yang bisa bertarung melalui sistem politik yang membutuhkan banyak dana. Sehingga para penguasa itu lebih menjadi perwakilan para pemilik modal ketimbang perwakilan rakyat.

Kembali ke Jumhur. Terkait dengan fakta dan persoalan ini Jumhur menganjurkan bahwa gerakan massa rakyat seharusnya bisa menekan kekuasaan negara agar tidak terjadi perselingkuhan antara penguasa dan kaum pemodal ini. Dengan demikian, gerakan massa rakyat tidak harus menjatuhkan pemerintahan tetapi bisa juga mendesak denga segala upaya agar baik pemerintah maupun DPR melaksanakan apa yang menjadi cita-cita para pendiri bangsa.

"Bahwa bila ada reformasi jilid 2, maka itu tidak akan menjadi milik mahasiswa melainkan milik kelompok sektoral seperti buruh, tani, nelayan, kaum miskin kota termasuk pedagang kaki lima dan sebagainya," tegas Jumhur.

Adapun mahasiswa, menurut Jumhur, memang sudah terpuaskan dengan kebebasan bersuara dan berpendapat sehingga tidak terlalu mempedulikan kesengsaraan rakyat karena tidak langsung mengena pada dirinya. Kecuali para mahasiswa itu seperti Angelius Wake Kako yang berani mengemukakan gagasan sekaligus berani juga berorganisasi dan turun ke jalan berdemonstrasi menyuarakan ketidakadilan dan meminta perubahan kebijakan negara agar membela rakyat bayak, bukan membela kaum pemodal. [ysa]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya