Berita

Bisnis

HARGA AVTUR 'WAH'

Omongan Sekab Pramono Harus Dibuktikan Dulu

SENIN, 14 SEPTEMBER 2015 | 15:17 WIB | LAPORAN:

Pernyataan Sekretaris Kabinet, Pramono Anung bahwa maskapai penerbangan milik asing tidak mengisi avtur di Indonesia perlu dibuktikan kebenarannya. Apalagi alasannya karena harga avtur di Indonesia terbilang mahal.

"Presiden, menteri perhubungan dan Seskab sekalipun harus yakin bahwa informasi atau laporan yang mereka terima sudah dicek ketepatannya sebelum mempublikasikannya secara terbuka ke media," kata Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik, Sofyano Zakaria kepada wartawan di Jakarta, Senin (14/9).

Sebab jika ternyata tidak valid informasi yang diterima itu maka presiden dan menteri terkait bisa dianggap publik tidak profesional. Namun yang jelas sikap pemerintah yang terkesan memberi perlakuan istimewa bagi airline internasional dengan menghapus PPN pada transaksi avtur patut disesalkan. Sementara penerbangan domestik tetap dikenakan bahkan ditambah Pph sebesar 0,3 persen.


"Ini sangat terkesan bahwa pemerintah sangat memanjakan orang kaya yang terbang  keluar negeri dan penumpang dari luar negeri yang masuk ke Indonesia dengan alasan untuk kepentingan pariwisata," kritiknya.

Jika harga avtur di Indonesia lebih mahal dari Singapura atau Malaysia, menurutnya itu juga bergantung banyak faktor. Sekedar info, pasokan avtur ke Bandara Changi Singapura dan Bandara Kuala Lumpur Malaysia dilakukan dari supply point yang jaraknya berdekatan. Ini yang membuat biaya transportasi dua maskapai negara tetangga itu jauh lebih murah. Bandingkan dengan avtur di Indonesia yang diproduksi dari kilang yang notabene sudah jadul. Otomatis biaya produksinya mahal.

"Ini tentunya juga  yang menjadikan lebih mahalnya harga avtur bumn Pertamina. Jika avtur itu diimport, maka biaya ongkos angkut avtur ke Indonesia tetap saja akan lebih mahal dari harga avtur di Singapura," terangnya.[wid]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya