Berita

hary tanoe-ahmad rofiq

Pertemuan Setnov-Trump Dibuat Heboh Supaya Jokowi Tak Disorot Lagi

JUMAT, 11 SEPTEMBER 2015 | 18:12 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Polemik pertemuan Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon dengan calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dinilai sengaja dibesar-besarkan.

Apalagi sampai menarik-narik nama Bos MNC Group yang juga Ketua Umum DPP Perindo, Hary Tanoesoedibjo, dalam perdebatan tersebut.

"Saya menangkap ada kesengajaan untuk dibesar-besarkan sebagai bagian dari pengalihan isu atas derasnya kritik terhadap buruknya kinerja pemerintah hari ini," ungkap Sekjen DPP Perindo Ahmad Rofiq (Jumat, 11/9).

"Dan bahkan isu ini sengaja dimanfaatkan untuk memobilisasi wacana atas pentingnya pergantian pimpinan DPR," sambung Rofiq.

Padahal menurutnya, tidak ada yang salah di balik pertemuan tersebut. Karena sesuatu yang lumrah pimpinan lembaga negara bertemu dengan pengusaha atau tokoh tokoh politik dari negara lain dalam rangka menjalin hubungan yang positif.

"Apalagi Donal Trump saat ini sebagai kandidat capres terkuat di Partai Republik. Di sisi lain Trump sebagai pengusaha dunia yang sangat penting sekali bagi Indonesia yang sedang mengalami keterpurukan ekonomi," cetus Rofiq.

Politikus muda ini menambahkan pertemuan dua pimpinan DPR dengan Trump tersebut tidak membawa misi bisnis pengusaha media yang karib disapa HT itu. Mengingat hubungan HT dan Trump sudah terjalin sekian lama dan Trump telah berinvestasi ke MNC group.

"Seharusnya para elite itu berterima kasih ke Pak HT karena dalam situasi krisis seperti ini atas perorangan dan group mampu membawa investor dunia untuk masuk di Indonesia," imbuhnya.

Apalagi, masih kata Rofiq, dalam situasi krisis saat ini semua elit politik seharusnya melakukan pendekatan politik akal sehat. "Semua harus berpikir untuk kepentingan rakyat Indonesia. Menjadi pemimpin jangan adigang, adigung, adiguna," demikian Ahmad Rofiq. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

UPDATE

Penyelundupan BBL Senilai Rp13,2 Miliar Berhasil Digagalkan di Batam

Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:39

Perkuat Konektivitas, Telkom Luncurkan Layanan WMS x IoT

Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:13

Pesan SBY ke Bekas Pembantunya: Letakkan Negara di Atas Partai

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:49

Wasit Ahmed Al Kaf Langsung Jadi Bulan-bulanan Netizen Indonesia

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:21

Fraksi PKS Desak Pemerintah Berantas Pembeking dan Jaringan Judol

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:00

Jenderal Maruli Jamin Pelantikan Prabowo-Gibran Tak Ada Gangguan

Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:47

Telkom Kembali Masuk Forbes World’s Best Employers

Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:30

Indonesia Vs Bahrain Imbang 2-2, Kepemimpinan Wasit Menuai Kontroversi

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:59

AHY Punya Kedisiplinan di Tengah Kuliah dan Aktivitas Menteri

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:38

Mantan Panglima Nyagub, TNI AD Tegaskan Tetap Netral di Pilkada 2024

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:17

Selengkapnya