Berita

Politik

Kenapa Adian CS Diam Saat Jokowi Beri Penghargaan kepada Penyumbang Capres AS?

SELASA, 08 SEPTEMBER 2015 | 19:57 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Sejumlah anggota DPR yang dimotori politikus PDI Perjuangan seperti Adian Napitupulu mengadukan Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon ke Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI.

Alasannya, dua pimpinan DPR tersebut melanggar etika karena hadir dalam jumpa pers calon presiden Amerika Serikat Donald Trump. Bahkan menurut Adian, kewarganegaraan Fadli bisa saja dicabut karena dianggap terjun langsung mendukung politik Donald Trump.

Namun, politikus muda Partai Gerindra Iwan Sumule melihat Adian Cs tidak fair. Menurutnya, kalau dengan alasan itu, mestinya Adian Cs bereaksi keras saat Presiden Joko Widodo memberikan penghargaan Bintang Jasa Utama kepada pendiri dan pemilik Lippo Group Mochtar Riady.

Karena Mochtar Riadymendukung Bill Clinton saat maju dalam Pilpres AS pada tahun 1990-an. Bahkan, taipan yang juga pendukung Jokowi saat pilpres tersebut mengerahkan seluruh anggota dan jaringan Lippo untuk membantu kampanye Bill Clinton.

Menurutnya, pemberian Bintang Jasa Utama tersebut sepatutnya dikritisi, bukan malah sibuk mempolitisasi kehadiran Setya Novanto dan Fadli Zon dalam jumpa pers Donald Trump. Apalagi keduanya sudah membantah memberikan dukungan politik kepada Trump.

"Pemberian Bintang Jasa Utama yang diberikan kepada Bos Lippo sepatutnya dikritisi atau ditentang oleh kawan kawan DPR RI dari PDIP, bukan mempolitisasi kehadiran Setya Novanto dan Fadli Zon dalam jumpa pers Donald Trump. Ya enggak sih," ungkap Iwan Sumule dalam keterangan persnya (Selasa, 8/9).

Karena pemberian penghargaan tersebut dapat dikategorikan sebagai bentuk penghinaan yang dilakukan Jokowi kepada bangsa dan negara.

"Apa prestasi Mochtar Riady kepada republik ini? Apa karena prestasinya menyumbang kampanye Bill Clinton yang melebihi syarat yang diperkenankan?" sindir Iwan Sumule. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

UPDATE

Penyelundupan BBL Senilai Rp13,2 Miliar Berhasil Digagalkan di Batam

Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:39

Perkuat Konektivitas, Telkom Luncurkan Layanan WMS x IoT

Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:13

Pesan SBY ke Bekas Pembantunya: Letakkan Negara di Atas Partai

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:49

Wasit Ahmed Al Kaf Langsung Jadi Bulan-bulanan Netizen Indonesia

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:21

Fraksi PKS Desak Pemerintah Berantas Pembeking dan Jaringan Judol

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:00

Jenderal Maruli Jamin Pelantikan Prabowo-Gibran Tak Ada Gangguan

Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:47

Telkom Kembali Masuk Forbes World’s Best Employers

Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:30

Indonesia Vs Bahrain Imbang 2-2, Kepemimpinan Wasit Menuai Kontroversi

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:59

AHY Punya Kedisiplinan di Tengah Kuliah dan Aktivitas Menteri

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:38

Mantan Panglima Nyagub, TNI AD Tegaskan Tetap Netral di Pilkada 2024

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:17

Selengkapnya