Berita

Politik

Wantimpres: Moderasi Kunci Ketahanan Bangsa

JUMAT, 04 SEPTEMBER 2015 | 19:10 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Perbedaan dan persamaan adalah ketentuan tuhan yang sudah baku, namun perbedaan tersebut bukan halangan untuk kehidupan. Prinsipnya adalah tidak memaksakan yang berbeda dan yang beda tidak boleh disamakan.

Demikian disampaika anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) KH. Hasyim Muzadi, saat menjadi keynote speaker pada 15 th Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS), Manado, Sulawesi Utara, Jumat (4/9).

Dikatakannya, walaupun teologi dan ritual tiap agama berbeda, namun ada nilai universal dalam agama yang menganjurkan kebaikan dan kebersamaan, hal itu diiimplementasikan seperti dalam kebersamaan untuk membangun bangsa.


Menurut Hasyim, islam adalah agama luhur dan rahmatan lil 'alamin, namun mendapatkan cap buruk. Hal ini disebabkan karena adanya kesalahpemahaman terhadap agama, sehingga berujung pada religion is misunderstood among followers.  Minimnya pengetahuan tentang agama menyebabkan misunderstanding among follower yang menyebabkan misderundestood religion.

Hasyim menegaskan, moderasi berbeda dengan liberalisasi dan fundamentalisasi. Kunci moderasi adalah toleransi justifikasi. Toleransi mengandung arti mengerti orang lain namun belum tentu melakukan keyakinan orang tersebut, adapun  justifikasi adalah membenarkan sesuatu yang seseorang yakini. Hal ini mirip satu sama lainnya, tetapi beda satu dengan yang lain.

Di dalam pelaksanaannya, moderasi tidak hanya menyangkut keimanan dan kemanusiaan, juga membuahkan hukum yang mengikat. Hukum tersebut dibagi dalam dua bentuk, yaitu hukum Allah (sunnatullah) dan hukum yang dikondisikan sesuai dengan kesepakatan bersama.

"Bukti dari moderasi di Indonesia adalah Umat Islam menerima Pancasila sebagai dasar agama, bukti bahwa yang lihat adalah esensi nilai agama yang sudah tercantum pada Pancasila, bukan tekstual agama yang dimunculkan," terang Hasyim.

Dalam tataran sosiologis, yang paling esensial dari moderasi adalah moderasi tidak mengenal lokasi dan waktu. Karena memiliki prinsip mengambil semua kebaikan dari pihak mana pun dan menghindari dan meninggalkan keburukan dalam bentuk apapun.

"Dalam Islam inilah yang melahirkan amar makruf nahi munkar," tutupnya.[dem]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya