Dibandingkan H. M Prasetyo sebagai jaksa agung, kinerja Komjen Pol Budi Wasese semasa memimpin Bareskrim Polri justru dinilai jauh lebih baik.
Demikian pendapat anggota anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Nasir Djamil.
"Iya itulah saya katakan (kinerja Bareskrim lebih baik dari Kejagung). Seharusnya memang Kabareskrim harus diapresiasi, dia sudah mencoba mengembalikan kepercayaan publik terhadap polisi," kata Nasir di Jakarta, Jumat (4/9).
Nasir yakin ada 'main' antara Direktur Utama PT Pelido II, RJ Lino dengan Wakil Presiden M. Jusuf Kalla di balik penggeseran Komjen Budi Wasesso. Hal itu terungkap ketika Bareskrim menggeledah kantor Pelindo II, termasuk ruangan RJ Lino.
"Pada waktu penggeledahan itu Lino marah besar, dan mengatakan bahwa ada orang kuat yang melindunginya, dan orang kuat itu adalah Wapres," ulas Nasir.
Menurut Nasir, wajar jika ada penilaian mutasi jenderal berbintang tiga itu sangat kental dengan kepentingan kelompok, bahkan partai.
"Bahwa memang ini ada pertentangan, persaingan, antara kelompok ini kelompok itu, partai ini partai itu," imbuhnya.
Dalam penanganan kasusnya, Kabareskrim memang telah mengusut beberapa kasus korupsi yang terbilang besar. Sebut saja kasus dugaan korupsi dalam penjualan kondensat bagian negara oleh BP Migas, yang diduga menimbulkan kerugian negara lebih dari Rp 2 triliun.
Selain itu, yang kini tengah disorot adalah pengusutan perkara dugaan penyimpangan pengadaan mobile crane di internal PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II), yang nilai proyeknya mencapai ratusan miliar. Kasus tersebut kabarnya, berkaitan erat dengan penguasa di negeri ini.
[wid]