Berita

azyumardi azra

Pemerintah harus Bijaksana kalau Memblokir Situs Radikal

KAMIS, 03 SEPTEMBER 2015 | 22:20 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Pemerintah harus terus memantau situs-situs yang menyebarkan paham kekerasan dan terorisme. Bahkan, pemerintah sebaiknya memblokir situs yang mengajarkan, menghasut, ataupun menyebarkan paham kekerasan.

Demikian disampaikan Direktur Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri, Syarif Hidayatullah, Jakarta, Prof. Azyumardi Azra (Kamis, 3/9).

"Pemblokiran itu adalah hal yang wajar. Contohnya China yang sangat aktif melakukan pemblokiran situs-situs radikal dan Amerika Serikat (AS) yang memblokir situs yang bertentangan dengan Undang-undang Dasar atau hukum," ungkapnya.

Pasalnya, saat ini keberadaan internet menjadikan penyebaran paham kekerasan yang mengarah ke aksi terorisme menjadi sangat mudah. Alhasil, cara-cara penyebaran konvensional melalui dakwah dan ceramah sudah tidak begitu kuat lagi.

Namun, dia menyarankan agar pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bijaksana sebelum memblokir situs-situs tersebut. Dari segi parameter tentang radikal, tergantung dari tingkat pemikirannya.

"Kalau pemikirannya tidak lazim dan tidak ingin menjadi panutan masyarakat umum berarti radikal, seperti ingin melakukan perubahan secara cepat, menyeluruh dengan cara-cara tidak konvensional. Kalau kemudian pikiran-pikiran seperti radikal itu diwujudkan dalam bentuk aksi, seperti menaruh bom, ya itu berarti terorisme," urainya.

Azyumardi sendiri menghargai apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme). Badan ini juga merangkul generasi muda menghindar dari paham kekerasan yang mempengaruhi mereka. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

UPDATE

Penyelundupan BBL Senilai Rp13,2 Miliar Berhasil Digagalkan di Batam

Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:39

Perkuat Konektivitas, Telkom Luncurkan Layanan WMS x IoT

Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:13

Pesan SBY ke Bekas Pembantunya: Letakkan Negara di Atas Partai

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:49

Wasit Ahmed Al Kaf Langsung Jadi Bulan-bulanan Netizen Indonesia

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:21

Fraksi PKS Desak Pemerintah Berantas Pembeking dan Jaringan Judol

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:00

Jenderal Maruli Jamin Pelantikan Prabowo-Gibran Tak Ada Gangguan

Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:47

Telkom Kembali Masuk Forbes World’s Best Employers

Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:30

Indonesia Vs Bahrain Imbang 2-2, Kepemimpinan Wasit Menuai Kontroversi

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:59

AHY Punya Kedisiplinan di Tengah Kuliah dan Aktivitas Menteri

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:38

Mantan Panglima Nyagub, TNI AD Tegaskan Tetap Netral di Pilkada 2024

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:17

Selengkapnya