Berita

Christine Lagarde/net

Presiden Diingatkan Waspadai Utang Baru

Aktivis Curigai Kedatangan Bos IMF ke Indonesia
KAMIS, 03 SEPTEMBER 2015 | 11:02 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Kedatangan Direktur International Monetary Fund (IMF), Christine Lagarde ke Indonesia menuai ke­curigaan dari kalangan aktivis. Koalisi Anti Utang (KAU) meminta pemerintah berhati-hati. Dikhawatirkan keda­tangan IMF akan menyeret Indonesia semakin terjerat pada utang luar negeri.

Ketua KAU, Dani Setiawan menuturkan, pengajuan utang baru yang tertuang dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2016 merupakan indikasi agenda liberalisasi di berbagai bidang. Apalagi waktunya bertepatan dengan kondisi keuangan negara yang sedang mengkhawatirkan.

"Biasanya di situ lembaga-lembaga keuangan internasional masuk dengan segudang agenda liberalisasi," katanya di Jakarta, kemarin.


Dia menekankan, saat ini di Indonesia terjadi pelambatan ekonomi dan pelemahan nilai tukar rupiah. "Kemudian, pada saat itu pula pejabat lembaga keuangan internasional sep­erti Dana Moneter Internasional (IMF) datang mengunjungi Indonesia," sebutnya.

Dani menduga kedatangan IMF merupakan suatu modus untuk memberi pinjaman kepada sebuah negara. "Karena itu, pe­merintah mestinya mengambil kebijakan, terutama soal politik anggaran dengan mendanai pembangunan desa serta menin­gkatkan daya beli masyarakat," katanya.

Dani melihat kondisi ekono­mi saat ini membuat kondi­si masyarakat kian terpuruk. "Namun, kebijakan yang diam­bil pemerintah justru sebaliknyayaitu meningkatkan utang untuk pembangunan infrastruktur, ini jelas akan memberatkan negara kita," tandasnya.

Sementara itu, pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono mengatakan, kedatangan bos IMF, Christine Lagarde ke Indonesia tidak bedampak apa-apa terh­adap Indonesia. Pasalnya, kehadirannya hanya untuk berdiskusi bukan membawa komitmen.

"Saya kira enggak ada pen­garuhnya, karena memang keda­tangannya ini tidak ada sangkut-pautnya pada ekonomi terkini," kata Tony, di Jakarta, kemarin.

Menurut Tony, pasar modal pun tidak melihat kehadiran Lagarde membawa angin positif ataupun negatif karena Indonesia pernah mengalami trauma krisis pada 1998, tetapi IMF tak mampu membawa obat yang tepat.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan, kedatangan Lagarde berdampak positif ke pasar modal dalam negeri, sebab mereka datang dengan membawa topik diskusi yang sangat menarik bagi per­ekonomian Indonesia.

"Waktu yang pas karena mobilisasi untuk keperluan pembiayaan infrastruktur yang memang sangat diperlukan Indonesia," ujar Muliaman.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menerima kehadiran Direktur International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/9). Dalam pertemuan itu, keduanya konon hanya membi­carakan masalah ekonomi global dan kegiatan IMF di Indonesia. "Tidak ada pembahasan soal pinjaman Indonesia pada IMF. IMF tidak menawarkan bantuan khusus untuk Indonesia, meski kondisi ekonomi sempat ber­goyah," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, IMF justru memberi pendapatnya untuk perekonomian Indonesia. "Tadi disampaikan bahwa memang ada angin dari Tiongkok dan Amerika, kan memang itu. Tapi dia menyampaikan bahwa kita memiliki kesiapan yang baik untuk menghadapi itu," ujarnya.

Terkait agenda kegiatan IMF, Jokowi menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya karena Indonesia pada 2018 akan menjadi tuan rumah pertemuan IMF-World Bank. "Pertemuan tersebut memberikan keper­cayaan bahwa Indonesia mampu mengelola event berskala inter­nasional," kata Jokowi. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya