Tantangan mengelola sumber daya alam (SDA) ke depan sangat berat. Ini mengingat kebutuhan akan ketersediaan air yang terus meningkat. Demikian halnya dalam pengelolaan SDA sungai.
Begitu kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat bertemu dengan sekitar 500 an warga Komunitas Sungai dalam acara Kongres Sungai Indonesia (KSI) I Tahun 2015 di Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat (28/8).
"Mengelola sungai itu jauh lebih sulit daripada mengelola minyak bumi," ujarnya sebagaimana keterangan yang diterima redaksi, Sabtu (29/8).
Indonesia, lanjut Basuki, memiliki lebih dari 5.500 sungai utama dengan 65 ribu anak sungai. Panjang total sungai utama mencapai 94.573 km dengan luas daerah aliran sungai mencapai 1.512.466 km persegi. Guna mengelola sungai-sungai tersebut, Indonesia membagi sungai-sungai tersebut dalam 128 Wilayah Sungai (WS). Sementara setiap WS disusun pola dan rencana sebagai kerangka dasar dan rencana teknis dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan pengelolaan SDA. Time frame Pola dan Rencana WS adalah 20 tahun.
Dalam rangka mewujudkan pengelolaan SDA terpadu, dibentuk wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air yaitu Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air, yang beranggotakan semua pemilik kepentingan di wilayah sungai tersebut yang mewakili unsur pengatur, pengelola, pengembang, dan pengguna. Komposisi TKPSDA terdiri dari 50 persen perwakilan pemerintah dan 50 persen perwakilan non pemerintah.
Selain itu, pelaksanaan pengelolaan sumber daya air tentu saja harus sejalan dengan arah kebijakan bidang penataan ruang agar pelaksanaan pengelolaan sumber daya air sesuai dengan arahan pola dan struktur pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan, baik di tingkat kawasan, kabupaten/kota, provinsi, maupun tingkat nasional.
"Air adalah milik kita bersama, oleh karena itu pengelolaannya harus kita lakukan bersama-sama. Pemerintah sangat menghargai dan mendukung kepada para pihak yang telah begitu peduli terhadap air, baik dari pihak perorangan, komunitas, maupun pihak swasta," kata Basuki.
Kongres Sungai Indonesia (KSI) 2015 sendiri digelar 26 hingga 30 Agustus, dibuka secara resmi oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani. Hadir dalam kesempatan itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Bupati Banjarnegara Tedjo Slamet Utomo, serta ketua konggres Eva Sundari. Acara pembukaan berlangsung di halaman Balai Budaya Selamanik, Rabu (26/8).
[ian]