Berita

sby/net

Politik

Saran SBY Bentuk Pengakuan Kesalahan Ekonomi di Masanya

SABTU, 29 AGUSTUS 2015 | 13:31 WIB | LAPORAN:

Enam jurus jitu Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk Presiden Jokowi sejatinya adalah pengakuan bahwa lemahnya kondisi perekonomian saat ini tak bisa lepas dari pengaruh masa pemerintahannya.

Begitu tegas ekonom dari Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati saat diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (29/8).

"Pesan itu jelas menyampaikan pesan kalau peristiwa ekonomi itu tidak ujuk-ujuk datang. Ada hubungan kasualitas. Apa yang kita alami hari ini tak bisa lepas dari peran pemerintahan sebelumnya," katanya.


Menurut Enny, di era pemerintahan SBY kondisi ekonomi sedang diuntungkan dengan harga komoditas yang bagus, ekonomi tertopang ekspor yang masih bagus dan rezeki nomplok investasi dari Amerika Serikat yang membuat banyaknya dana segar masuk Indonesia.

"Sayangnya dana segar itu dalam bentuk hot money, bukan invetasi langsung," sambungnya.

Enny tidak mempermaslahkan jika dana yang masuk berbentuk hot money, selama hal itu diimplementasikan segera untuk biaya produktif.

Kesalahan pemerintah SBY adalah tidak melakukan persiapan ekonomi jika ekonomi Indonesia mengalami penurunan. Seperti misalnya melakukan percepatan industri subsitusi impor, hilirisasi industri, dan membuat energi alternatif.

"Sayangnya semua persiapan atau antisipasi ekonomi down itu tidak dijalankan oleh SBY. Andai saja tiga program itu bisa dijalankan SBY, mitigasi krisis pemerintah sekarang tidak sulit," tandasnya.

Sebelumnya, SBY mengeluarkan enam saran untuk pemerintah SBY menghadapi krisis ekonomi.

Saran itu antara lain, meminta pemerintah menjaga pertumbuhan ekonomi agar tidak terus menurun, meminta pemerintah menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok, dan menyarankan pemerintah memberi insentif kepada pelaku usaha. SBY juga berharap pemerintah membuat terobosan untuk menjaga nilai tukar rupiah tidak tembus Rp 15.000 per dolar AS, meminta pemerintah dengan cermat menggunakan ruang fiskal, dan terakhir meminta pemerintah dapat menjaga kepercayaan publik meski ekonomi sedang bergejolak. [ian]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya