. Mantan Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno memastikan tidak sakit hati karena kena reshuffle.
Hubungannya pun dengan Presiden Jokowi dan pihak Istana tetap baik. Namun, memang terhitung setelah reshuffle kabinet pada 12 Agustus lalu, Tedjo sama sekali tidak melakukan kontak dan komunikasi dengan pihak Istana dan Presiden Jokowi.
"Nggak ada (komunikasi). Sampai sekarang nggak ada," imbuhnya kemarin.
Kenapa demikian? Tedjo merasa tidak ada urgensi baginya untuk berkomunikasi. Sementara, dirinya bukan tipe orang yang sudah suka telpon-telponan tapi tidak ada kepentingan mendesak.
Saat masih berada di kabinet, Tedjo mengaku tidak terlalu banyak berkomunikasi dengan Istana. Dia hanya menghadap Presiden Jokowi jika dipanggil atau ada hal yang penting untuk dilaporkan. Di luar ini, dia banyak beraktivitas di kantor Kemenko Polhukam di Jalan Medan Merdeka Barat.
"Waktu masih di kabinet, kalau tidak ada hal penting, saya tidak ke Istana. Kalau ada hal penting untuk dikonsultasikan atau diminta menghadap, baru saya datang," jelasnya.
Adapun dengan para bekas koleganya yang masih duduk di kabinet, Tedjo pernah beberapa kali komunikasi.
"Tapi, itu juga hanya basa-basi. Pernah ada beberapa menteri yang telpon. Tapi, cuma say hello aja," imbuhnya.
Demikian juga untuk di Nasdem, Tedjo tidak begitu intens menjalin komunikasi. Pasalnya, kini Tedjo bukan pengurus lagi di partai bentukan Surya Paloh itu. Dia tercatat hanya sebagai anggota biasa.
'Waktu masuk kabinet, kami diminta untuk mundur dari partai agar lebih fokus kerja. Kami mundur. Sekarang, saya bukan pengurus lagi,' tuturnya.
Namun begitu, Tedjo tidak menolak jika dipanggil lagi oleh Surya Paloh untuk ikut kembali mengurus Nasdem dirinya bersedia.
"Kalau diminta masuk lagi, saya bersedia. Tapi, kalau nggak juga nggak apa-apa. Yang jelas, hubungan personal kami baik," tukasnya.
[dem]