Tika Bravani, Naik Commuter Line Sering Ditempel-tempel

Semula, Tika Bravani membekali dirinya dengan beladiri untuk menjaga su­paya terhindar dari hal-hal yang tidak menyenang­kan saat berada di tempat umum. Setelah terjun ke dunia akting, Tika justru memakai keahlian beladi­rinya untuk berakting film.

Sudah lama cewek asal Denpasar ini menguasai ilmu beladiri dari Jepang, jujitsu. Sambil ngegym, pemeran Ibu Fatmawati di film Soekarno: Indonesia Merdeka itu sering melatih dirinya dengan pencak silat. Kemampuan jujitsu dan silat itu menjadi bekal Tika saat sedang terancam orang lain.

"Beladiri itu penting banget. Apalagi sekarang kriminalitas ada di mana-mana. Jadi perempuan itu repot. Sedikit-sedikit dil­irik, digodain orang. Ka­lau bisa beladiri kan buat berjaga-jaga," terangnya.

Setiap beraktivitas di Jakarta, Tika selalu me­makai kendaraan umum, seperti bus Transjakarta dan kereta Commuter Line. "Naik kendaraan umum itu sebenarnya repot. Tapi aku cuek. Cukup pakai masker, aman banget dan nggak dikenali orang," cetus  pe­main sitcom Saya Terima Nikahnya ini.

Jadi korban keisengan orang lain saat naik Com­muter Line pun pernah dia­laminya meski sudah mem­bekali diri dengan beladiri.

"Dulu kalau naik kereta kan banyak yang kurang ajar tuh. Suka ditempel-tempel gitu," ucap pemain film Make Money, Hijab dan Alangkah Lucunya (Negeri Ini).

Meski begitu Tika mera­sa tidak lagi khawatir saat berada di ruang publik, sep­erti ketika naik kendaraan umum. "Beladiri itu jadi alat defend (pertahanan) buat diri sendiri," kata Tika yang akhirnya memakai kemampuan beladirinya di film 3. "Akhirnya aku bisa main film action juga ini," ujarnya.

Saat diminta beradegan fighting di film barunya arahan sutradara Anggi Umbara itu, Tika juga harus menaikkan berat tubuh karena perannya sebagai ibu satu anak. "Tiap hari beradegan silat sama suami (diperankan Abimana Ary­asatya)," beber Tika.

"Film action itu lelah sekali. Jatuh dan berantem itu lelah sekali, apalagi ng­gak pakai stunt in." ***