Berita

nasaruddin umar/net

MENGENAL ISLAM NUSANTARA (12)

Beranjak Dari Akar Budaya Proto-Indonesia

MINGGU, 16 AGUSTUS 2015 | 08:45 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

ISLAM Nusantara tidak bisa dipisahkan dari pola dialek­tik sejarah perkembangan pra-Indonesia dan atau Proto-Indonesia. Proti Indo­neisa ialah sebuah periode antara Post-Prasejarah dan sejarah Indonesia modern. Periode ini biasa juga dise­but periode nusantara awal. Transformasi nilai-nilai dalam era Proto-Indone­sia, seperti periode sebelumnya, juga berlang­sung mulus tanpa menimbulkan ketegangan di dalam masyarakat. Bagaimana nilai-nilai tradis­ional warisan masyarakat pra-sejarah dan post-prasejarah tetap dibiarkan eksis, seperti sistem kepercayaan animisme, dinamisme, dan ajaran sinkretisme lainnya, masih tetap memiliki hak hidup dan diakui keberadaannya secara sosiol­ogis. Pada saat bersamaan ajaran agama Hin­du, Budha, dan Islam juga hadir dan berusaha memperkenalkan orisinalitas ajarannya dengan seni dan caranya masing-masing.

Agama Hindu datang lebih awal dari anak benua India bisa mengadaptasikan ajarannya dengan system kepercayaan lokal masyarakat. Bagi agama Hindu sistem kepercayaan seperti animism dan dinamisme tidak terlalu sulit men­gakomodir ke dalam system ajarannya karena agama ini tidak mengenal konsep bid'ah, ses­uatu yang tidak boleh dilaksanakan manakala tidak pernah dilegitimasi oleh sang pembawa ajaran, dalam Islam ialah Nabi Muhammad. Persentuhan agama Hindu dengan masyarakat Nusantara berlangsung dengan damai, seo­lah-olah masyarakat pribumi menganggap aja­ran Hindu bagian dari kelanjutan agama nenek moyangnya.

Agama Islam yang datang kemudian otoma­tis harus berinteraksi dengan dua nilai. Pertama system nilai kepercayaan pribumi yang masih eksis dan sebagiannya menyatu dengan ajaran Hindu, dan kedua berinteraksi dengan ajaran agama Hindu dan agama Budha yang juga su­dah mulai eksis di sejumlah wilayah Nusantara. Kehadiran agama Budha tidak dirasakan seba­gai agama baru di nusantara karena dikesank­an sama dengan agama Hindu.


Ketika Islam mulai datang dan dikembangkan oleh para saudagar yang arif dan bijaksana, se­olah ditempatkan sebagai bagian dari kelan­jutan pembangunan sebuah bangunan. Islam mulai menawarkan nilai-nilainya sebelum ser­ta-merta memperkenalkan norma-normanya. Ini mengingatkan kita kepada Nabi Muhammad saw ketika masih di Mekah, baru pepmerkenal­kan sisten nilai belum memperkenalkan system norma yang berisi perintah dan larangan, beri­kut dengan sanksi dan reward. Istimewanya, to­koh-tokoh penganjur Islam bisa bergandengan tangan dengan tokoh-tokoh agama Hindu dan pengauasa kraton.

Seni para penganjur Islam di masa awal memperkenalkan Islam betul-betul sangat mengesankan. Mereka dengan leluasa mem­perkenalkan Islam bukan saja di akar rumput tetapi juga di lingkungan Istana. Ini terjadi bu­kan hanya di Pulau Jawa tetapi juga di seluruh wilayah kepulauan Nusantara. Kehadiran Islam samasekali tidak dirasakan sebagai sebuah an­caman bagi keluarga keraton dan para penga­nut agama Hindu. ***

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bahlil: Jangan Uji NYali, Kita Nothing To Lose

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:44

Bukan AI Tapi Non-Human

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43

Usai Dicopot Ketua Golkar Sumut, Ijeck Belum Komunikasi dengan Doli

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:12

Exynos 2600 Dirilis, Chip Smartphone 2nm Pertama di Dunia

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:52

Akui Kecewa Dicopot dari Ketua DPD Golkar Sumut, Ijeck: Mau Apalagi? Kita Terima

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:42

Bahlil Sentil Senior Golkar: Jangan Terlalu Lama Merasa Jadi Ketua Umum

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:22

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Sekretaris Golkar Sumut Mundur, Ijeck Apresiasi Kesetiaan Kader

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:06

Dana Asing Banjiri RI Rp240 Miliar Selama Sepekan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:01

Garda Satu dan Pemkab Tangerang Luncurkan SPPG Tipar Raya Jambe

Sabtu, 20 Desember 2025 | 13:38

Selengkapnya