nasaruddin umar/net
nasaruddin umar/net
SEBELUM Islam datang, agama mayoritas dianut di wilayah Nusantara ini ialah agama Hindu dan aliran kepercayaan lokal. PtoleÂmaus, sang penemu banÂyak negeri, menggambarÂkan adanya kepulauan yang disebut Khersonesos (YuÂnani: Pulau emas) dan seÂjarah Cina yang disebutnya dengan Ye-po-ti yang di antaranya diperkenalkan dengan JabaÂdiou/Jawa. Di zaman ini sudah dikenal wilayah Jawadwipa, Swarnadwipa, Bugis, dan lain-lain. Masyarakat yang menghuni kepulauan ini suÂdah mengenal sistem religi dan mempercayai adanya kekuatan gaib dan sistem penyemÂbahan terhadap kekuatan gaib tersebut. Ini membuktikan bahwa kemudahan masyarakat bangsa Indonesia memeluk agama yang baru dikenalnya karena mereka sudah memiliki penÂgalaman batin, yang antara satu sama lain agama-agama yang datang ke negeri ini memiÂliki unsur persamaan.
Analisis sistem budaya juga menggambarÂkan masa ini sebagai masa akulturasi yang amat penting, di mana budaya dan sistem reÂligi luar bisa beradabtasi dalam konteks budaya kepulauan Nusantara. Di dalamnya ada penÂgaruh Hindu, Arab (Islam), Cina, Portugis, dan Inggeris. Sistem budaya, sistem religi, sistem ekonomi, dan sistem teknologi sudah banyak ditemukan di pusat-pusat kerajaan Nusantara sejak dahulu kala. Dengan demikian, wilayah Nusantara ini sudah terbiasa dengan pluralitas agama dan kepercayaan. Meskipun system reÂliginya berbeda tetapi masyarakat tetap bersatu karena diikat oleh ikatan-ikatan nilai-nilai local yang spesifik sebagai warga pulau.
Aliran-aliran keagamaan dan pemikiran yang pernah berkembang di bumi Nusantara ini tamÂpaknya berjenjang dan agak sistematis, terutaÂma aliran pemikiran keislaman. Aliran As'ariyah paling pertama eksis di wilayah Nusantara karÂena merupakan kelanjutan ajaran lebih fatalistic (Jabariyah) yang memiliki persamaan banyak dengan agama Hindu dan aliran kepercayaan local yang sudah eksis. Belakangan, anak-anak bangsa dari Timur Tengah dan dunia Barat kembali mengurus negerinya membawa alam pikiran baru yang sedikit lebih rasional (baca: moderat), terutama yang berasal dari UniverÂsitas Al-Azhar Kairo Mesir, ditambah dengan generasi Islam yang belajar di Eropa dan di Amerika dimana mereka banyak berinteraksi dengan pelajar-pelajar dari berbagai Negara muslim, termasuk Turki yang dikenar sebagai Negara sekuler sejak awal.
Populer
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Senin, 15 Desember 2025 | 21:49
Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15
UPDATE
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:44
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:12
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:52
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:42
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:22
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:06
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:01
Sabtu, 20 Desember 2025 | 13:38