Berita

Hukum

Tanpa Proteksi Jokowi, KPK Bakal Terus Dikriminalisasi

JUMAT, 10 JULI 2015 | 19:12 WIB | LAPORAN:

. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal terus mendapat perlakuan kriminalisasi dari penegak hukum lain, apabila tidak mendapat proteksi langsung dan tegas dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Demikian disampaikan peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo dalam diskusi bertajuk 'Mencegah Kriminalisasi Pimpinan KPK Mendatang' di kantor LBH Jakarta, Jalan Diponegoro 74, Jumat (10/7).

"Upaya kriminalisasi sekarang ini memanfaatkan transisi politik pemerintahan Jokowi," ujarnya.


Menurut Adnan, sejauh ini, Presiden Jokowi tidak bisa mengatasi upaya pelemahan dan kriminalisasi terhadap KPK secara kelembagaan. Terbaru, rencana revisi Undang-Undang Nomor 30/2002 tentang KPK dengan niat menghilangkan kewenangan penyadapan yang juga didukung segelintir elit di pemerintahan.

"Jokowi harus juga melakukan keseimbangan dengan pihak-pihak lain yang faktanya dia tidak bisa mengatasi itu," beber Adnan.

Dia menambahkan, proses seleksi pimpinan KPK jilid IV yang saat ini berlangsung merupakan momentum untuk mencari jalan keluar pelemahan-pelemahan yang dihadapi KPK. Yakni, dengan menghasilkan pimpinan KPK yang terbebas dari masalah di masa lalu dan bereputasi baik.

"Karena dengan tidak adanya celah untuk masuk maka KPK menjadi lebih stabil, tidak cacat," kata Adnan.

Karena itu, lewat kebijakan, Presiden Jokowi diharapkan dapat memberi proteksi terhadap lembaga KPK agar tidak mudah diganggu.

"Jalan keluarnya adalah bagaimana secara politik ada proteksi terhadap institusi ini," tegas Adnan. [sam]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya