Berita

Donny Priambodo/net

Bisnis

Indonesia Jauh Lebih Sehat Ketimbang Yunani

RABU, 08 JULI 2015 | 09:57 WIB | LAPORAN:

Menyusul nasib perekonomian Yunani yang belum menentu, para pemerhati ekonomi mulai berspekulasi mengenai efeknya terhadap perekonomian Indonesia. Maklum saja, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah disinyalir terus tertekan akibat krisis tersebut.

Namun anggota Komisi XI DPR Donny Priambodo menyebutkan tak ada yang perlu dicemaskan terkait krisis di Yunani. Para pelaku usaha tidak perlu khawatir krisis utang Yunani akan berdampak sistemik ke Indonesia. Pasalnya, fundamental ekonomi Indonesia jauh lebih sehat ketimbang Yunani yang memiliki utang jangka pendek berisiko tinggi. Hal ini menurut Donny merupakan indikasi positif bagi ekonomi Indonesia saat ini.

"Bedalah antara Yunani dan Indonesia, dari fundamentalnya saja sudah beda. Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang sehat ketimbang Yunani. Jadi nggak usah khawatir,” ujarnya melalui rilis pers di Jakarta, Rabu (8/7).


Hal ini didasarkan pada hubungan ekonomi antar dua negara yang tak memiliki hubungan ekonomi yang begitu masif. Dari data yang ada, hubungan dagang Indonesia dengan Yunani hanya 0,06 persen. Senada dengan itu, Donny juga menyebutkan bahwa hitung-hitungan hubungan dagang Indonesia dengan Yunani berada pada kisaran  200 juta dolar AS atau sekitar Rp 2 triliun.

Kendati demikian, Donny mengimbau pemerintah tetap perlu mewaspadai risiko perekonomian apapun yang ditimbulkan oleh krisis Yunani. Ia meyakini efek ekonomi Yunani secara langsung mempengaruhi nilai tukar mata uang Euro dan sebagian besar mata uang negara-negara Eropa.

Per tanggal 7 Juli, nilai mata uang Euro telah terkoreksi 0.69% menjadi 1.5506 per dolar Amerika Serikat (AS). Imbasnya, nilai mata uang rupiah juga terkoreksi 0.13% menjadi Rp. 13. 329 per dolar AS.

Hanya saja, Donny sekali lagi menegaskan bahwa efek ini tak terjadi secara spesifik, karena Yunani bukan pangsa pasar atau tujuan ekspor Indonesia. Sehingga dampak anjloknya rupiah tersebut dikarenakan struktur ekonomi Eropa dan pelemahan mata uang Euro saja.

"Itu bukan spesifik karena Yunani. Toh, Yunani bukan pangsa pasar karena dalam neraca perdagangan dengan kita, nilainya kecil," pungkasnya.[wid]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya