NASARUDDIN UMAR/net
NASARUDDIN UMAR/net
SUATU ketika Nabi meneriÂma orang yang menyatakan diri mau memeluk agama Islam, tetapi ia memohon dispensasi agar dibenarkan untuk dibebaskan dari keÂwajiban shalat. Nabi dan saÂhabat tentu bingung karena "shalat adalah tiang agama" (al-shalat 'imad al-din). AkhÂirnya Nabi menerima permintaan orang itu dengan satu syarat, yaitu jangan berbohong. Orang itu langsung menerima dengan asumsi menahan diri untuk tidak berbohong itu gamÂpang. Jauh lebih sulit daripada terbebani keÂwajiban shalat lima waktu. Baru sehari kembali hidup di lingkungan keluarga dan masyarakatÂnya ternyata menahan diri untuk tidak berboÂhong sangat tidak mudah. Akhirnya pemuda ini kembali menghadap kepada Nabi dan melaporÂkan, ya Rasulullah ternyata hidup tanpa keboÂhongan luar biasa beratnya, dan mungkin lebih berat tidak berbohong daripada melaksanakan shalat lima waktu. Akhirnya pemuda itu menyaÂtakan, tanggung ya Rasulullah, lebih baik aku sekalian shalat lima waktu saja.
Menahan diri untuk tidak berbohong juga akan menambah berkah wajah. Dalam hadis Nabi yang lain diterangkan ternyata ada waÂjah yang berkah ada yang kurang atau tidak berkah. Keberkahan wajah tergantung baÂgaimana membangun kewibawaan wajah. Jika wajah dipelihara dari dosa dan dibiasakan dengan zikrullah, senantiasa mengingat Allah, maka niscaya wajah akan penuh dengan berkah yang ditandai pancaran cahaya batin (the inner beauty). Wajah yang selalu disentuh air wudhu akan memiliki pancaran lebih dibanding wajah yang tak pernah disentuh air wudhu. Nabi perÂnah mengatakan wajah yang selalu dibasahi air wudhu akan dibangkitkan dari kuburannya dalam keadaan muka yang memancarkan caÂhaya, saat matahari sudah digulung. Hadis lain menggambarkan sebaliknya, wajah yang selaÂlu digunakan ketawa terbahak-bahak, sampai mabuk atau mengeluarkan air mata, maka akan dicabut berkah wajahnya. Wajah yang berkah seperti menebarkan energi positif. Sebaliknya Wajah yang setiap hari berbohong pasti akan menebarkan energi negatif.
Upaya untuk mengeliminir kebohongan ialah mengurangi bicara. Rasulullah Saw memperÂingatkan kita: "Barang siapa yang beriman keÂpada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata benar atau lebih baik diam". "Apabila kamu melihat orang mukmin pendiam lagi berÂwibawa, maka dekatilah ia karena ia akan menÂgajarkan hikmah". "Termasuk bagusnya keislaÂman seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak penting baginya". "Maukah aku ajarkan kepadamu amal yang ringan dikerjakan badan tetapi berat dalam timbangan? Dijawab oleh sahabat Ya, lalu Rasulullah menjawab: Yaitu diam, bagus budi pekerti, dan meninggalkan apa yang tidak penting bagimu". "Kebahagiaan itu bagi yang menahan kata-kata dari lidahnya, dan menginfakkan kelebihan dari hartanya". "Kebahagiaan itu bagi yang menahan kata-kata dari lidahnya, dan menginfakkan kelebihan dari hartanya". ***
Populer
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Senin, 15 Desember 2025 | 21:49
Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15
UPDATE
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:44
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:12
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:52
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:42
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:22
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:06
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:01
Sabtu, 20 Desember 2025 | 13:38