nasaruddin umar/net
nasaruddin umar/net
BULAN suci Ramadhan serÂing disebut dengan bulan tangisan (al-syahr al-buka) dan bulan pertobatan (al-syahr al-taubah). Taubat membayangkan diri kita terÂhadap perbuatan yang amat mengecewakan kita terhÂadap Tuhan. Kekecewaan itu membuat diri kita sering menangis, meratapi dosa masa lalu yang sangat tidak pantas. Bulan suci Ramadhan sebagai bulan penghangus dosa sewajarnya kita tidak sia-siaÂkan. Jangan dibalik, justru bulan suci Ramadhan dipenuhi dengan "kemabukan" berupa canda dan tawa melampaui batas. Orang yang ketawa terÂbahak-bahak dan melampaui batas maka sama dengan menodai bulan Ramadhan sebagai bulan perenungan (al-syahr al-muhasabah).
Suatu ketika Nabi Muhammad Saw melewati kerumunan orang yang sedang bergurau sambil ketawa terbahak-bahak, lalu Rasulullah mengingatÂkan mereka: "Mengapa kalian tertawa terbahak-baÂhak, sedangkan api neraka mengintai di belakang kalian? Demi Allah aku tidak senang melihat kalian tertawa seperti itu!". Dalam hadis lain dikisahkan: Nabi menghampiri sekelompok orang bercanda sambil tertawa terbahak-bahak seraya mengucapÂkan salam kepada mereka. Setelah mereka menÂjawab salam, Nabi mengingatkan: "Ingatlah, demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, seandainya kalian mengetahui sebagaimana apa yang aku ketahui, maka kalian akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis". Seketika itu mereka diam. Nabi berpamitan meninggalkan mereka, lalu para sahabat itu tenggelam dalam tafakkur sambil merenungi perkataan teguran Nabi. Dalam hadis lain Nabi bersabda: "Orang yang ketawa terbahak-bahak akan dicabut berkah dari wajahnya". Dalam satu qaul disebutkan: "Bulan suci Ramadhan adalah bulan untuk menangisi dosa-dosa masa lampau".
Memang ketawa itu manusiawi, tetapi Nabi membedakan dua macam ketawa. Ada ketawa dalam arti tersenyum (al-basyasyah) dan ketaÂwa terbahak-bahak (al-dhahhaq). Ketawa pertaÂma dianjurkan bahkan dinyatakan dalam hadis: Al-Basyasyath sunnah (Tersenyum itu sunnat). Dalam satu riwayat lain dikatakan: Al-basyasyah shadaqah (Memberi senyum kepada orang itu shadaqah). Karena itu, kita dianjurkan untuk lebih banyak tersenyum sebagai salahsatu wujud silaÂturrahim kita kepada sesama umat manusia tanpa membedakan jenis kelamin, etnik, dan agama.
Populer
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Senin, 15 Desember 2025 | 21:49
Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15
UPDATE
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:44
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:12
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:52
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:42
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:22
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:06
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:01
Sabtu, 20 Desember 2025 | 13:38