Banyaknya politisi muda yang berpotensi bersinar mengisi jabatan di DPP Partai Demokrat bukan jaminan partai itu akan meraih kejayaan di Pilkada 2015, Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019.
Hal itu dikatakan analis politik senior, Arbi Sanit, menyinggung peluang politik Demokrat di bawah komando Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan formasi pengurus DPP periode 2015-2020. Seperti diketahui, jajaran pengurus baru DPP Demokrat dilantik hari ini oleh SBY di Jakarta Convention Center, beberapa saat lalu.
Menurutnya, selama 10 tahun Demokrat mengalami penurunan yang menghasilkan kegagalan dalam Pemilu 2014. Di sisa empat tahun jelang Pemilu 2019 dan beberapa bulan jelang Pilkada serentak, Arbi menyarankan Demokrat segera memperbaiki sistem pengkaderan internal.
Arbi menilai, bukti gagalnya sistem pengkaderan Demokrat sejak 2004 adalah banyaknya politisi Demokrat yang korup dan tidak berkualitas.
"Pembenahan sistem kaderiisasi harus dilakukan. Yang kemarin itu hasilnya Anas Urbaningrum (terpidana korupsi), itu hasil kaderisasi yang salah. Sejak 2004 leadership SBY dalam pengelolaan partai gagal total. Itulah sebabnya (Demokrat) karam. Yang tidak dipenjara pun jalan pikirannya kacau, tidak bisa mengelola partai," urai Arbi saat diwawancara
Kantor Berita Politik RMOL, beberapa saat lalu (Sabtu, 4/7).
Arbi mengakui kehebatan SBY dalam pengelolaan negara. Sepanjang dua periode menjabat presiden, kata dia, SBY menunjukkan kualitas yang patut diacungi jempol. Namun, SBY sebaliknya dalam mengelola pengkaderan partai.
"Sepanjang sejarah, dia (SBY) presiden paling hebat. Sekarang dia harus buktikan hebat kelola partai. Dia tahu benar apa penyakit partai itu. Dari luar, saya katakan penyakitnya adalah sistem kader, istilahnya masih kader magang. Artinya, banyak anak muda menempel pada tokoh yang tua dan hebat tapi tidak tahu apakah yang dilakukannya benar atau salah," tutur dosen politik Universitas Indonesia ini.
Karena itu, jika SBY hendak membawa Demokrat jadi pemenang kompetisi politik, dia harus merancang pengkaderan yang sistematik, pengkaderan yang memberikan pemahaman sekaligus pengalaman. Dengan demikian, lahir kader yang mengerti masalah dan bisa membuat keputusan.
"Substansi apa yang harus diberikan kepada kader? Integritas, kapabilitas atau kemampuan riil, visi yang bukan hanya dikarang dan punya sejarah yang jelas, dan terakhir adalah patriotisme atau siap berkorban. Empat itu yang harus diberikan kepada kader agar Demokrat kembali besar," tegasnya.
[ald]