NASARUDDIN UMAR
NASARUDDIN UMAR
SALAH seorang sahabat Nabi, Ibn Mas'ud r.a. meneÂgur seseorang: "Janganlah kamu menjadi imma’ah! Lalu ditanya apakah imma'ah itu? Dijawab oleh Ibn Mas'ud: "Imma'ah ialah orang-orang yang tidak punya pendirian, orang yang angin-anginan". Sebagai sahabat setia Nabi, pasti prilaku seperti ini juga sesuatu yang tidak disukai Nabi. Sesungguhnya ima'ah bisa menÂjadi nama lain dari munafik, karena memiliki unsur persamaan, yaitu menguntungkan diri sendiri dan berpotensi merugikan orang lain. Sifat kemunafikan itu sendiri diancam dalam Al-Qur'an dengan neraka paling jahanam.
Sifat plin-plan sudah merupakan fenomeÂna kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat kita. Kita bisa menjumpai di mana-mana. BuÂlan ini atau minggu ini masih berpendirian Atetapi bulan atau minggu berikutnya berpendiÂrian lain lagi. Bahkan hari ini berpenderian B keesokan harinya berganti pendirian lagi. Yang lebih memprihatinkan, dalam waktu bersamaan ia memiliki dua atau lebih pendirian. Jika berÂjumpa si A, ia menjadi bagian si A, di tempat berbeda berjumpa si B maka ia menjadi penÂdukung berat si B, dan pada kesempatan lain berjumpa si C ia tampil sebagai teman terdeÂpan si B. Orang-orang seperti ini lebih berbaÂhaya dari orang munafiq. Orang ini berpotensi menjadi tukang adu-domba (al-namimah). Satu saja orang seperti ini bisa merusak tatanan masyarakat, apalagi jika lebih dari satu orang. Kehadiran orang-orang seperti ini sangat meÂnyedot energi. Itulah sebabnya mungkin Allah Swt mengutuk orang seperti ini dan menemÂpatkannya di neraka paling sadis: "Inna al-muÂnafiqin fi al-darq al-asfal min al-nar" (SesungÂguhnya orang-orang munafiq ditempatkan di neraka paling bawah/Q.S. al-Nisa'/4:145).
Perilaku imma'ah dengan tegas juga dicela Rasulullah Saw dalam sabdanya: "Orang yang paling dibenci Allah ialah pengadu domba, peÂrusak hubungan antara sesama dan orang yang mencari cacat orang lain yang tidak berÂsalah" (H.R. Ahmad). Dalam hadis lain ditegasÂkan: "Barang siapa yang bermuka dua di dunia maka ia akan mempunyai lidah bercabang dari api neraka di akhirat" (H.R. Abu Daud). TegasÂnya, orang-orang munafik sangat buruk citranÂya dalam Al-Qur'an dan hadis. Dampak sosial orang ini sangat buruk. Orang-orang seperti ini tega membangun "istana" di atas puing-puing kehancuran orang lain. Ia berpotensi meningÂgalkan kawan di tengah jalan, bahkan mungkin berbalik "membalas air susu dengan air tuba". Ironisnya, orang-orang yang sudah terjangkiti penyakit sosial seperti ini dia tidak pernah saÂdar akan keburukan perbuatannya. Semuanya dipandang wajar dan sah. Mukanya seperti setÂebal tembok. Ia tidak punya rasa malu. Orang-orang plin-plan dikategorikan sebagai mayat berjalan, karena nilai utama hidup itu ialah berÂpegang kepada keyakinan dan rasa malu. ***
Populer
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Senin, 15 Desember 2025 | 21:49
Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15
UPDATE
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:44
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:12
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:52
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:42
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:22
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:06
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:01
Sabtu, 20 Desember 2025 | 13:38