Berita

joko widodo

Politik

Salah Pilih Orang Lagi, Jokowi Target Selanjutnya

Disarankan Pilih Aktivis Profesional
SELASA, 30 JUNI 2015 | 18:27 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Seiring menghangatnya desakan kepada Presiden Joko Widodo untuk segera mengganti menteri yang tidak becus kerja sesuai visi dan target presiden, reshuffle diharapkan berlandas pada sejarah perubahan di Indonesia.

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Prodem, Satyo "Komeng" Purwanto, menanggapi kian kuatnya spekulasi bahwa waktu reshuffle Kabinet Kerja tidak akan lama lagi.

"Perubahan itu hampir selalu dimulai dengan gerakan sosial yang dipicu oleh perasaan tidak nyaman di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Biasanya kaum aktivis gerakan akan ambil inisiatif. Saat ini kekuatan pendukung Presiden mulai bergeser dari peta induknya dikarenakan kondisi subjektif presiden sendiri dan kondisi eksternal dalam konteks sosial ekonomi dunia serta rapuhnya kabinet," ujar Komeng kepada wartawan (Selasa, 30/6).


Menurut Komeng, perubahan politik di Indonesia dan di mana pun di dunia selalu bermula dari jalanan alias kaum aktivis gerakan. Setelah itu kelompok elite parpol akan melakukan re-aliansi menghadapi kekacauan sosial politik. Terlebih saat ini, kekecewaan gerakan buruh, mahasiswa dan tani nelayan kepada pemerintah sudah hampir memuncak.

Komeng melanjutkan, presiden harus mengambil inisiatif mengganti dan memilih orang dengan kualifikasi high profile dan high skills, atau dengan kata lain presiden harus memilih menteri dari kalangan aktivis profesional dalam bidangnya, pendukung Jokowi yang memiliki jaringan luas di gerakan civil society yang berbasis massa, termasuk jaringan gerakan mahasiswa.

"Reshuffle kabinet saat ini menjadi sangat krusial dikarenakan jika salah lagi dalam memilih orang maka sasaran berikutnya ke Jokowi langsung. Perlu diingat, potensi power game dengan indikasi jaringan Jusuf Kalla sudah mulai meng-exercise kejatuhan Jokowi. Waspadalah," pungkasnya. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya