Berita

ilustrasi

Hukum

Pansel harus Berhasil Pilih Capim KPK yang Berani Ungkap Kasus Besar

SELASA, 30 JUNI 2015 | 17:31 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Komisi Pemberantasan Korupsi sudah saatnya mengungkap kasus korupsi yang melibatkan aktor besar, modus yang canggih, dan menyebabkan kerugian negara yang besar.

"Tidak hanya mengungkap kasus korupsi pengadaan barang dan suap," tegas Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak dalam diskusi "Seleksi Pimpinan KPK dan Agenda Penuntasan Kejahatan Ekonomi BLBI"  di Jakarta, Senin (29/6).

"Untuk mengungkap kasus korupsi tingkat tinggi, perlu penegak hukum yang kuat dan berani. Pemberatasan korupsi harus dilakukan secara berjamaah," tegas Dahnil, inisiator Gerakan Berjamaah Melawan Korupsi ini.

Selain Dahnil juga hadir sebagai pembicara aktivis Pusat Advokasi dan Studi Indonesia (PAS Indonesia) Taufik Riyadi, Direktur Koalisi Anti Utang (KAU) Dani Setiawan, dan Dewan Pakar KAU Kusfiardi Sutan Majo Endah, Ketua Umum BEM UNJ Ronny Setiawan dan  Korbid Sospol BEM UI Grady Nagara.

Sementara itu, Taufik Riyadi mengungkapkan, sembilan anggota Pansel KPK yang semuanya wanita diharapkan bisa menyeleksi calon pimpinan KPK yang mau memprioritaskan kasus-kasus lawas yang menjadi perhatian publik seperti BLBI.

Sebab, BLBI meninggalkan beban obligasi rekapitalisasi sebesar RP422,6 triliun. Obligasi rekap mencakup empat bank BUMN sebesar Rp279,4 triliun, bank swasta RP141,96 triliun, dan untuk 12 BPD senilai Rp1,23 triliun.

"Kasus kejahatan ekonomi BLBI, misalnya. Ini bisa menjadi bahaya laten yang jika tak segera dituntaskan dikhawatirkan akan terulang lagi di masa mendatang," kata Taufik.

Dia juga meminta Presiden Jokowi untuk tidak melakukan kompromi dalam bentuk apapun kepada para konglomerat obligor BLBI dan memasukkan mereka yang bersalah ke dalam blacklist pengusaha bermasalah.

"Hal tersebut penting karena mereka tengah berupaya keras mengambil lagi aset-aset yang pernah disita negara. Kita lihat secara telanjang mereka melakukannya via proses hukum," kata Taufik. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

Aceh Selatan Terendam Banjir hingga Satu Meter

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:58

Prabowo Bertemu Elite PKS, Gerindra: Dukungan Moral Jelang Pelantikan

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:39

Saham Indomie Kian Harum, IHSG Bangkit 0,54 Persen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:26

Ini Alasan Relawan Jokowi dan Prabowo Pilih Dukung Rido

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:19

Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Ukir Sejarah

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:54

Pensiun Jadi Presiden, Jokowi Bakal Tetap Rutin Kunjungi IKN

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:42

Sosialisasi Golden Visa Bidik Top Investor di Bekasi

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:31

Soal Kasus Alex Marwata, Kapolda Metro: Masalah Perilaku Kode Etik yang Jadi Pidana

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:26

Kontroversi Gunung Padang: Perdebatan Panjang di Dunia Arkeolog

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:20

ASDP Ajukan Praperadilan Buntut Penyitaan Barbuk, KPK Absen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:17

Selengkapnya