Berita

Armanatha Nasir/net

Kemenlu: Helikopter Malaysia Langsung Terbang Begitu Tahu Salah Mendarat

SELASA, 30 JUNI 2015 | 15:20 WIB | LAPORAN:

. Perusahaan penerbangan Malaysia, Sabah Air Aviation sudah menyampaikan permintaan maaf mereka yang disampaikan ke Konsulan Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kinabalu.

Hal tersebut disampaikan Jurubicara Kementerian luar negeri (kemenlu), Armanatha Nasir alias Tata saat dikonfrimasi wartawan beberapa saat lalu, Selasa (29/6).

"Mereka sudah sampaikan permintaan maaf. Mereka akui salah, karena mengira helipad tempat mereka mendarat adalah helipad Malaysia, karena memang itu di perbatasan. Ternyata helipad Indonesia," kata Tata.

Kesalahan terjadi karena saat mereka ingin mendarat, helipad digenangi oleh air yang membuat pilot berpikir jika helipad tersebut adalah milik Malaysia. Tapi lanjut Tata, mereka tidak sempat mematikan mesin helikopter dan langsung melakukan take off.

"Mesin belum mati, makanya mereka naik lagi dan mereka sadar itu bukan helipad mereka," beber Tata.

Kemenlu pun sudah mengkonfrimasi adanya Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Malaysia di dalam helikopter tersebut. Intinya kata Tata, walau belum ada pernyataan resmi dari pemerintah negeri jiran itu, pihak perusahaan penerbangan sudah menyampaikan penyesalan dan permintaan maafnya.

"Kita juga sudah meminta klarifikasi Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Zahrain Mohamed Hashim terkait pendaratan ilegal helikopter tersebut," demikian Tata.

Seperti diketahui, ‎sebuah helikopter sipil asal Malaysia dilaporkan mendarat di Pos Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Aji Kuning, Pulau Sebatik, Kalimantan Utara. Pendaratan tanpa izin helikopter Negeri Jiran itu terjadi kemarin, Minggu (28/6) sekitar pukul 08.45 WITA.

"Pada hari Minggu tanggal 28 Juni 2015 pukul 08.45 Wita sebuah Hely sipil asing dengan logo GRAND 9M-YMH telah mendarat langsung di helipad pos Aji Kuning Sebatik," ‎kata Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Tarakan, Letnan Kolonel Penerbang Tiopan Hutapea.

‎Belum 5 menit, tanpa izin melaporkan ke otoritas Indonesia setempat, helikopter tersebut langsung terbang kembali. Padahal, petugas TNI Pos Pamtas Aji Kuning sudah memberi peringatan dan sudah mendekat ke helikopter.

"Danpos memberikan peringatan dan pada pukul 08.50 Wita HELI terbang kembali. Helly sipil asing tersebut dari Malaysia yang akan meninjau dalam rangka kunjungan menteri Malaysia di perbatasan," ujarnya.

Tiopan menerangkan lebih jauh, para petugas di Pos Pamtas Aji Kuning kesulitan untuk melakukan tindakan. Mengingat, tidak adanya kekuatan tempur udara yang dimiliki Lanud Tarakan. Sementara pesawat Sukhoi standby di Lanud Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

"Kami berharap ada pesawat tempur di sini, buat siaga. Karena ini soal harga diri bangsa Indonesia sebagai negara berdaulat. Seperti Sukhoi dulu (standby di sini), mereka tidak berani melintas," ujar Tiopan.

Informasi yang diterima dari TNI, helikopter itu berjenis Copter Agusta 109 milik Sabah Air Aviation, Malaysia. Helikopter itu dipiloti Kapten Roslan dan tanpa didampingi Ci-Pilot.

Helikotper itu terbang dengan rute Tawau-Kampung Sungai Melayu, Malasyia. Tujuannya untuk dukungan Mendagri Malaysia Datuk Sri Ahmad Zahid Hamidi dalam rangka meninjau jalan yang sedang dibangun di Kampung Sungai Melayu.

"Penumpangnya 5 orang, yakni Mendagri Ahmad Zahid Hamidi dan 4 orang kontraktor yang sedang membangun jalan di Kampung Sungai Melayu," begitu bunyi informasi tersebut.

Adapun, pengakuan Kapten Pilot, bahwa alasan pendaratan di helipad Pos Aji Kuning, karena helipad yang telah disiapkan pihak Panitia kunjungan di Kampung Sungai Melayu, Malaysia, basah dan berair setelah malam sebelumnya turun hujan lebat.

Helikopter tersebut, berputar 3 kali di atas helipad di Kampung Sungai Melayu yang telah disiapkan, namun tidak bisa landing. Ketika helikopter berputar sampai tiga kali Mendagri Malaysia melihat ada hhelipad lain dan selanjutnya memerintahkan Kapten Pilot untuk mendarat di helipad tersebut yang belakangan diketahuinya ternyata sudah masuk wilayah Indonesia.

Kapten pilot baru mengetahui pesawat landing di wilayah RI setelah melihat petugas dengan berpakaian loreng TNI mendatangi pesawat, selanjutnya langsung take off kembali.

Pihak Sabah Air Aviation Malaysia mengakui kesalahannya telah mendarat di wilayah Indonesia tanpa izin dan tanpa komunikasi dengan Air Trafic Control (ATC) Bandara Juwata dan ATC Bandara Nunukan. [rus]

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya