NASARUDDIN UMAR
NASARUDDIN UMAR
OPTIMISME adalah seruan utama semua agama. OptiÂmisme biasa juga diistilahÂkan dengan pengharapan (raja') memiliki beberapa makna. Bisa berari haraÂpan, angan-angan, dan bisa juga berarti takut. Raja' daÂlam arti harapan, yakni rasa optimisme seorang hamÂba setelah melakukan bernagai ketaatan dan seara maksimal telah berusaha menghindarÂkan diri dari segala larangan. Harapan seperÂti ini adalah harapan yang terpuji sebagaimaÂna ayat disebutkan di atas. Ada juga harapan dalam arti angan-anagn, yang dalam bahasa Arab biasa diistilahkan dengan al-tamanna, konotasinya negatif. Al-tamanna hanya mengÂhabiskan waktu untuk menghayal dan beranÂgan-angan tanpa diiringi usaha yang kongkrit. Nabi menela orang-orang yang suka memanÂjangkan angan-angan dan banyak menghayÂal, sebagaimana sabdanya: "Sesungguhnya yang paling kukhawatirkan atas umatku adalah mengumbar hawa nafsu dan panjang harapan. Mengumbar hawa nafsu akan menutupi kebeÂnaran dan panjang harapan akan melupakan akhirat". Dalam hadis lain disebutkan "Aku ada sebagaimana dalam prasangka hamba-Ku, Aku bersamanya jika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam hatinya, Aku mengingatÂnya dalam Diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di tenÂgah kumpulan orang banya, maka Aku mengÂingatnya dalam kumpulan orang banyak yang lebih baik dari itu. Jika ia mendekati-Ku sejarak satu jengkal, Aku mendekatinya sejarak satu hasta. Jika ia mendekati-Ku sejarak satu hasta, Aku mendekatinya sejarak sedepa. Jika ia daÂtang kepada-Ku dengan berjalan, Aku datang kepedanya dengan berlari."
Raaja’ bisa juga berarti takut, seperti firman Allah Swt: Mengapa kamu tidak takut akan keÂbesaran Allah? (QS. Nuh/71: 13). Menurut kaÂlangan ahli tasawuf, pengharapan ialah mengÂgantungkan hati pada sesuatu yang dicintai agar terjadi di masa yang akan datang. Raja' diartikan dengan kepercayaaan atas kemurahÂan Yang Maha Pemurah, mendekatkan hati keÂpada kemahalembutan Tuhan, menyenangkan hati dengan adanya janji baik, atau hidupnya hati dengan penuh harapan.
Raja' dalam tulisan ini lebih ditekankan keÂpada makna pandangan keluasan rahmat Allah SWT. Optimisme tidak akan terwujud tanpa diÂsertai rasa takut, sebagaimana rasa takut juga tak akan terwujud tanpa disertai harapan. IbaÂrat sepasang sayap, keduanya tak dapat dipiÂsahkan, harapan tanpa rasa takut, akan hilang esensinya. Rasa takut tanpa harapan, esensinÂya akan terbengkalai dan melahirkan sikap puÂtus asa dari rahmat Allah. Oleh karena itulah, sebagian ahli hakekat mengatakan, rasa takut dan harapan adalah seperti sepasang suami isÂteri, salah satu pihak tak berguna tanpa kerja sama antarkeduanya.
Populer
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Senin, 15 Desember 2025 | 21:49
Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15
UPDATE
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:44
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:12
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:52
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:42
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:22
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:06
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:01
Sabtu, 20 Desember 2025 | 13:38