Berita

ilustrasi/net

Kuliner Kaki Lima harus Perhatikan Keamanan Pangan

SABTU, 27 JUNI 2015 | 21:30 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Siapa tak pernah makan di warung tenda pinggir jalan? Menu racikan para pedagang kaki lima (PKL) seringkali tak kalah cita rasanya dengan masakan di hotel-hotel berbintang. Sayangnya, persoalan buruknya keamanan pangan (food safety) masih sering terabaikan.

Santhi Serad, pegiat komunitas Aku Cinta Masakan Indonesia (ACMI) menyayangkan kuliner Indonesia yang diwakili para PKL masih kurang memperhatikan hal tersebut.

"Minimnya knowledge atau pengetahuan masyarakat kita, salah satu penyebabnya," kata Santhi di sela-sela acara Kafe Solidaritas yang diselenggarakan Partai Solidaritas Indonesia di Pondok Indah Mall Jakarta, Jumat (26/6).

Terbukti ada saja PKL yang masih saja mencampur bahan-bahan berbahaya ke dalam makanan, tentunya berdampak buruk bagi kesehatan konsumen. "Begitu pula dengan handling terhadap masakan yang kurang sehat," ungkap Santhi mengkritisi sejumlah kebiasaan buruk di kalangan PKL.

Tetapi Santhi tidak serta-merta menimpakan semua kesalahan di pundak PKL. Manajemen kota yang buruk turut menyumbang persoalan. Ketersediaan air yang layak untuk dikonsumsi misalnya, membuat tingginya tingkat pencemaran pada asupan makanan yang disajikan PKL.

Akar persoalan lainnya bisa jadi bukan di tingkat PKL, tapi pada produsen dan distributor bahan pangan yang pada rantai terakhirnya diolah PKL menjadi produk siap saji.

Santhi mengutip riset berbagai kalangan bahwa lebih dari 80% daging ayam yang beredar di ibukota tidak jelas statusnya. "Artinya daging ayam yang banyak dikonsumsi masyarakat, dan terutama di warung-warung PKL, sumbernya tidak jelas, kita tidak tahu dari mana asalnya," kata Santhi mewanti-wanti.

Komunitas ACMI sendiri digagas Santhi Serad bersama William Wongso untuk mempromosikan citarasa kuliner Indonesia, baik kepada kalangan anak-anak muda di dalam negeri maupun masyarakat internasional. Kegiatan untuk mengedukasi masyarakat terhadap keragaman kuliner Indonesia dari Sabang sampai Merauke itu dilakukan antara lain melakui agenda rutin potluck dan culinary sharing.

"Di tingkat dunia kami melakukan aksi culinary diplomacy,” tutur Santhi membanggakan komunitasnya.

Santhi sendiri mengakui tidak secara khusus menyasar PKL sebagai bagian dari kegiatan edukasi keragaman pangan Indonesia. Tetapi melalui ACMI banyak anak-anak muda kini makin mencintai kuliner Indonesia, dan penasaran dengan keunikan kuliner dari satu daerah ke daerah lainnya. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

Update Kondisi Terkini Prajurit TNI Terkena Serangan Israel di Lebanon

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 10:10

Senator Aanya Buka-bukaan soal Interupsi Komeng di Paripurna DPD

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 10:08

Main dalam "In the Name of Justice", Steven Seagal Nyatakan Siap Mati Demi Rusia

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 10:02

Jelang Peresmian, Amanah Dorong Siswa jadi Agen Perubahan

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:54

Industri Manufaktur Indonesia Raup Kesepakatan Bisnis Senilai Lebih dari 10 Juta Dolar AS di MWO

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:48

KTT ASEAN-India, Airlangga: Investasi India Konkret

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:43

Harga Emas Antam Melejit di Akhir Pekan, Satu Gram Nyaris Tembus Rp1,5 Juta

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:15

Berembus Demo 20 Oktober, Pengamat: Transisi Harus Tetap Mulus

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:06

Buyer dari 13 Negara Tandatangani Kontrak Kerja Sama Senilai Rp13 Triliun di TEI 2024

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 08:55

Bursa Saham AS Menghijau, Dow Jones dan S&P 500 Tembus Rekor Tertinggi

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 08:46

Selengkapnya