Berita

Bisnis

Genjot Pertumbuhan, Kemenperin Rangkul Pakar dan Pelaku Usaha

JUMAT, 26 JUNI 2015 | 19:25 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Sektor industri mampu tumbuh 5,21persen pada triwulan  I  tahun  2015  dan capaian itu lebih  tinggi  dari pertumbuhan ekonomi  4,71 persen. Kementerian Perindustrian memperkuat koordinasi dengan pelaku usaha dan terbuka pada masukan para pakar ekonomi untuk menggenjot pertumbuhan lebih tinggi sekaligus memperdalam struktur industri.

Demikian disampaikan Menteri Perindustrian Saleh Husin usai membuka Rapat Sinkronisasi Kebijakan Bidang Perindustrian dengan Dunia Usaha di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (26/6). Pakar ekonomi yang hadir adalah Hendri Saparini yang juga Direktur Eksekutif CORE yang memberikan paparan outlook industri manufaktur terkini.

"Forum dialog seperti ini menjadi kesempatan kita mendapat masukan dari perspektif yang lebih. Luas. Jadi, nanti ada pemikiran-pemikiran konstruktif untuk industri nasional," kata Menperin Saleh Husin.

Menperin menegaskan, tahapan diskusi selanjutnya akan terus dilakukan. Pihaknya membuka peluang adanya sinkronisasi antara kajian dan analisis para pakar, pelaku usaha, BUMN dan Kemenperin. 

Menperin memaparkan, pihaknya sangat terbuka dan merangkul  pelaku usaha, baik BUMN dan swasta. "Kan mereka yang mengalami masalah di lapangan. Nantinya, kita juga lakukan sinkronisasi dengan kementerian lain supaya selaras," ujarnya.

Target sinkronisasi, sebut Menperin, misalnya tentang harga energi baik listrik dan gas untuk kalangan industri. Harga yang lebih ekonomis diyakininya mampu menggenjot daya saing industri nasional. "Juga soal dwelling time yang kemarin menjadi sorotan Presiden," ulas Saleh.

Prospek industri pengolahan diyakini mampu menarik investasi. Pasalnya Indonesia merupakan produsen produk pertanian utama dengan komoditas unggulan seperti kelapa sawit, kakao, karet, dan rotan. Indonesia sebagai produsen sawit terbesar dunia dengan produksi minyak sawit (CPO dan CPKO) pada tahun 2014 mencapai 31 juta ton, kakao sekitar 0,45 juta ton ,kelapa sekitar 3,3 juta ton dan karet sekitar 3,23 juta ton.

Indonesia juga merupakan produsen migas, mineral logam dan batubara terbesar dunia dengan produksi minyak bumi pada tahun 2014 sebesar 825.000 barel per hari, gas bumi sebesar 7.039 british thermal unit per hari, batubara sebesar 97 juta ton dan sumber pemasok utama nikel dunia dengan produksi 60 juta ton, bauksit sebesar 56 juta ton dan besi sebesar 19 juta ton.

Sepanjang triwulan I, cabang-cabang industri yang mengalami pertumbuhan tertinggi antara lain Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 9,05%, Industri Logam Dasar sebesar 8,66%, Industri Makanan dan Minuman sebesar 8,16%, serta Industri Kertas dan Barang Cetakan sebesar 6,02 persen.

Di 2015, ditengah himpitan tekanan ekonomi global, target pertumbuhan industri dipatok 6,3-6,8 persen, dngan jumlah tenaga kerja sektor industri sebanyak 15,5 juta orang,  kontribusi  ekspor  sektor  industri  mencapai  67,3 persen, serta nilai investasi sektor industri sebesar Rp 270 triliun. 

Untuk itu, arah kebijakan nasional menyasar tiga langkah strategis. Pertama, pengembangan industri di luar Pulau Jawa melalui fasilitasi pembangunan 14 Kawasan Industri (KI) dan fasilitasi pembangunan 22 Sentra Industri Kecil dan Menengah (SIKIM).

Kedua, penumbuhan populasi industri dengan target penambahan  sebesar  9  ribu  usaha  industri  berskala besar  dan  sedang  dimana  50  persen  tumbuh  di  luar Jawa, serta  20  ribu  unit  industri  kecil menengah.

Ketiga adalah peningkatan daya    saing dan produktivitas, melalui peningkatan efisiensi teknis, peningkatan penguasaan IPTEK / inovasi, peningkatan penguasaan dan pelaksanaan pengembangan produk baru (new product development) oleh industri domestik. Termasuk, peningkatan kualitas SDM industri dan akses ke  sumber pembiayaan yang terjangkau, serta fasilitasi dan insentif dalam rangka peningkatan daya saing dan produktivitas. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

Update Kondisi Terkini Prajurit TNI Terkena Serangan Israel di Lebanon

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 10:10

Senator Aanya Buka-bukaan soal Interupsi Komeng di Paripurna DPD

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 10:08

Main dalam "In the Name of Justice", Steven Seagal Nyatakan Siap Mati Demi Rusia

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 10:02

Jelang Peresmian, Amanah Dorong Siswa jadi Agen Perubahan

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:54

Industri Manufaktur Indonesia Raup Kesepakatan Bisnis Senilai Lebih dari 10 Juta Dolar AS di MWO

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:48

KTT ASEAN-India, Airlangga: Investasi India Konkret

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:43

Harga Emas Antam Melejit di Akhir Pekan, Satu Gram Nyaris Tembus Rp1,5 Juta

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:15

Berembus Demo 20 Oktober, Pengamat: Transisi Harus Tetap Mulus

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:06

Buyer dari 13 Negara Tandatangani Kontrak Kerja Sama Senilai Rp13 Triliun di TEI 2024

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 08:55

Bursa Saham AS Menghijau, Dow Jones dan S&P 500 Tembus Rekor Tertinggi

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 08:46

Selengkapnya