Berita

ilustrasi/net

Pertahanan

Pengamanan Cyber Nasional Lemah, Ambisi E-Goverment Jokowi Mudah Jatuh

JUMAT, 26 JUNI 2015 | 17:33 WIB | LAPORAN:

Tahun 2014 ada 88,1 juta penduduk Indonesia yang menggunakan internet. Konsekuensi dari peniingkatan ini, Indonesia berada di posisi ke-13 di wilayah Asia Pasifik dan Jepang dengan penipuan tertinggi di media sosial.

Demikian disampaikan oleh Pakar Keamanan Cyber asal Lembaga Riset CISSReC, Pratama Persadha saat diksusi "Badan Cyber Nasional Penjaga Kedaulatan Cyber NKRI" di Aula Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Jumat (26/6).

"Di Indonesia sendiri ada sekitar 4000 serang ransomware. Dalam keadaan kondisi cyber Indonesia yang seperti itu, pemerintah ingin segera mengimplemetasikan e-goverment," kata Pratama.


Itu artinya kata Pratama, semua sistem pemerintah dan data penduduk didalamnya akan terintegrasi. Resikonya baik nomor rekening, data pribadi, nomor jaminan sosial, alamat tempat tinggl, informasi pribadi akan terdata dalam satu kesatuan sistem IT domain publik.

"Semakin terintegrasi dan lintas operasi, maka semakin mudah sistem itu akan dibobol atau bisa gagal," tegas Pratama.

Menurut Prtama melihat ambisi presiden Jokowi untuk membentuk e-goverment, maka Badan Cyber Nasional adalah konsekuensi logis yang harus segera dibentuk. Namun sayangnya, Pratama mengatakan pembentukan badan cyber nasional yang sebetulnya sudah terlambat ini masih mengalami jalan terjal.

"Sebetulnya badan cyber sudah ada di tiap lembaga, seperti menhan, menkopolhukam, kemenkominfo dan BIN. Tapi syaangnya tidak terintergasi dan belum dikelola dengan baik. Akhirnya kita cuma bisa mengobati saat serangan sudah datang, bukan mencegah," kata Pratama.

Pratama mencotohkan salah satu contoh negara yang pernah lumpuh total akibat telah menerapkan e-goverment tapi belum punya kemanan Cyber yang kuat. Negara itu adalah Estonia. Menurut Pratama negara yang terletak di benua Eropa itu pernah lumpuh akibat diserang oleh peretas (hacker). Akibatnya negara itu pernah lumpuh total akibat listrik, lalu lintas, perbankan dan sistem pemerintah yang sudah terintegriasi lewat e-goverment mati total.

"Saat itu Estonia mengalami kerugian yang cukup serius. Ini jangan sampai terjadi di Indonesia," imbuh Pratama.

Pratama menambahkan yang harus perlu diperhatikan dalam pengamanan cyber diantaranya soal kerahasiaan identitas, otentikasi yang kuat (NIST tingkat-4), perangkat enkripsi data, keamanan penyimpanan kunci BYOD, browser yang aman, tanda-tangan digital, pengesahan dokumen, enkripsi suara untuk seluruh perangkat yang terhubung pada jaringan PSTN dan enkripsi Voip pada jaringan data.[dem]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya