Sudarno, warga Penjaringan, Jakarta Utara terlihat celingukan di depan Gedung Cipta, kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, kemarin. Lobby pintu masuk gedung disulap menjadi tempat pendaftaran mudik gratis tahun 2015.
Hari kemarin adalah kali kedua Sudarno mendatangi kantor Kemenhub. Pada Senin lalu, pria asal Solo, Jawa Tengah itu datang sejak jam enam pagi unÂtuk mengantre tiket mudik gratis. Dia berada di kontor itu sampai pelayanan mudik ditutup. Tepat pukul tiga sore.
"Kemarin (Senin) saya dapat nomor antrean 435, tapi sampai nomor 300 saja. Di lanjutin lagi hari ini," ujar Sudarno sembari menyiapkan persyaratan peÂserta mudik gratis dengan moda kereta api.
Bekerja sebagai buruh di salah satu pabrik di Jakarta Utara, Sudarno mengaku sudah bolos dua hari kerja demi mendapatkan tiket gratis ke kampung halaman. Pria berkulit gelap itu datang bukan tangan kosong. Secarik kertas booking tiket sudah diÂpegang. Sebelumnya, dia sudah mendaftar mudik secara online.
Kemenhub, kembali melakuÂkan mudik gratis kepada calon pemudik pengguna sepeda motor. Pendaftaran, dilakukan melalui dua jalur. Pertama, pendaftaran secara online yang dibuka sejak 1 Juni sampai 30 Juni. Caranya, dengan mengakses ke alamat:
mudikgratis.dephub.go.id.Kedua, pendaftaran secara
on the spot atau langsung sejak tanggal 15 Juni sampai 8 Juli. Pendaftaran, dapat dilakukan di Gedung Cipta, kantor Pusat Kemenhub di Jalan Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat.
Pendaftar, dapat memilih moda transportasi mudik gratis seperti kapal laut, bus, hingga kereta api. Syaratnya, menyerÂahkan fotokopi STNK motor, KTP, SIM C, dan kartu keluarga (KK). Setiap motor hanya bisa mendaftarkan dua orang dewasa dan satu balita. Tujuan mudik gratis ini, untuk mengurangi kemacetan sekaligus menguÂrangi jumlah kecelakaan roda dua selama mudik Lebaran.
Melanjutkan Sudarno, dia suÂdah mendaftar online sejak 7 Juni lalu. Menurutnya, pendaftaran online tidak sulit. Kurang dari 15 menit print out bukti booking suÂdah bisa dicetak. Dia mendaftarÂkan istrinya, Sujiati, dan anaknya M. Rakha Ramadhan yang baru berusia dua tahun.
"Anak saya ada tiga, yang dua ikut budenya naik mobil," ujar Sudarno yang tidak mengeluh sekalipun peserta mudik dibataÂsi. "Daripada naik motor, ngeri, saya sudah pernah capeknya bukan main," tambah Sudarno yang sudah mengikuti program serupa pada tahun lalu.
Tiba di Gedung Cipta jam 9.30, Sudarno mengaku senang tidak perlu waktu lama untuk melakukan daftar ulang. Ada tiga loket tersedia yang dibagi sesuai moda angkutan. Pengguna kapal laut, dan kereta api berada di sisi kanan depan gedung Cipta, dan pengguna bus disebelah kiri.
Membawa kertas booking onÂline, Sudarno langsung menuju kursi kosong loket untuk perÂjalanan kereta api. Tidak hanya fotokopi, berkas asli seperti KTP, SIM C, STNK, dan KK langsung dikeluarkannya dari dalam tas.
Dalam kertas booking milik Sudarno, selain berisi biodata keluarganya, juga tertera piÂlihan moda transportasi kereta api untuk pergi pulang, dengan perjalanan Jakarta menuju Solo. Sudarno dijadwalkan berangkat dari Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Solo Jebres tanggal 13 Juli dan kembali 25 Juli 2015.
Biodata Sudarno kemudian diÂverifikasi oleh petugas. Kurang dari 10 menit untuk membukÂtikan kebenaran berkas milik Sudarno, kertas booking pun dikembalikan dengan bubuhan stempel warna biru Kemenhub. "Tiketnya mana pak?," tanya Sudarno kepada petugas. "Nanti dikasih saat penyerahan motor di Stasiun Jakarta Gudang," jawab petugas pria kepada Sudarno.
Sesuai jadwal, Sudarno harÂus menyerahkan motornya di Stasiun Gudang, Jakarta Utara paling lambat satu hari sebeÂlum keberangkatan. Nantinya, motor miliknya tiba lebih daÂhulu di Stasuin Solo Jebres. Sementara Sudarno beserta istri dan anaknya, naik kereta api kelas Ekonomi AC dari Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Mengenai persyaratan pengiriÂman motor tanpa helm, Sudarno mengaku tidak ambil pusing dan tidak membawa helm dari Jakarta menuju Solo. Rencananya, dua buah helm akan dibawakan sanak keluarganya setibanya di Stasiun Solo Jebres.
Pemantauan
Rakyat Merdeka, hingga sore hari peserta mudik gratis 2015 masih memadati area kantor Kemenhub. Mereka yang belum mendaftar online, harus antre lebih dari tiga jam untuk antre mendapatkan jatah tiket mudik gratis.
Seperti yang dilakukan Ibnu, warga Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pria berjaket hitam itu datang pukul 8.30. Namun, hingga jam dua siang, nomor antrean mudik gratis menggunakan bus belum dipanggil.
"Saya dapat nomor B 139, sekarang baru B 93," ujar Ibnu sembari mengecek ulang berkas pendaftaran sebelum nomor antÂreannya dipanggil. "Sudah lima jam nungguin nih," katanya.
Ibnu merupakan peserta baÂru mudik gratis Kemenhub. Mendapat saran dari rekan kerÂjanya agar tidak lagi nekat mudik naik motor membawa anak dan istri. Tahun lalu, Ibnu mudik menggunakan motor menuju kampung halaman di Demak, Jawa Tengah.
Tadinya, Ibnu ingin mudik naik kereta. Namun, di hari kemarin, tidak ada pendaftaran untuk tiket kereta api. Khusus untuk mudik kereta api, pendaftÂaran secara on the spot dilakukan selang satu hari dengan jatah 300 tiket per hari. Tujuannya, agar tiket moda kereta api tidak cepat habis.
"Naik bus juga oke, saya bisa hemat sekaligus ngga cape dan ngurangin resiko kecelakaan motor," semangat Ibnu yang terlihat sabar menunggu nomor antreannya di panggil.
Kepala Pusat Komunikasi Kemenhub JA Barata saat ditemui dilokasi pendaftaran mudik gratis menyatakan seÂjak pagi ratusan pemotor antre mendaftar untuk ikut program ini. "Kita membuka program unÂtuk meminimalisir warga mudik menggunakan motor, karena dari data yang ada pemudik bermotor rawan mengalami kecelakaan," ujar Barata sembari menjelasÂkan pihaknya akan mengangkut pemudik dan motornya dalam pemberangkatan terpisah.
Barata merincikan, untuk jalan darat, motor diangkut truk pada 13 Juli sedangkan pemudik naik bus 14 Juli 2015. Arus balik akan dilakukan pada 23-24 Juli mendatang. Tujuan mudik dengan angkutan darat adalah Purwokerto, Kebumen, Wonosobo, Magelang, Yogyakarta, Solo, Wonogiri dan Tegal.
Bagi pengguna angkutan kereÂta api, pemudik akan berangkat pada 11-15 Juli 2015, sedangkan motor diberangkatkan lebih dulu. Arus balik peserta program ini jatuh pada 21-25 Juli 2015. Tujuan mudik dengan kereta api adalah Stasiun Tegal, Stasiun Pekalongan, Stasiun Semarang Tawang, Stasiun Kroya, Stasiun Kutoarjo, Stasiun Lempuyangan, dan Stasiun Solo Jebres.
Untuk angkutan laut, peÂmudik dan motornya akan diberangkatkan dari Tanjung Priok-Pelabuhan Tanjung Emas (Semarang) pada 11 Juli, 13 dan 15 Juli. Arus baliknya pada 21 Juli, 23 Juli, 24 dan 25 Juli 2015. Sedangkan untuk tujuan Tanjung Priok-Pelabuhan Tanjung Perak (Semarang) akan diberangkatÂkan pada 11 dan 12 Juli 2015. Arus baliknya pada 21 dan 25 Juli 2015.
Naik Kereta Api, Motornya Gratis, Orangnya Bayar Panuju, pegawai Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terlihat berjaga di belakang mesin pencetak nomor antrean untuk mudik gratis di depan Gedung Cipta, kantor Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Pria berserÂagam abu-abu khas Kemenhub itu menjadi tempat bertanya setiap calon peserta yang kebingungan.
"Untuk kereta api, hari ini (keÂmarin) kita tutup pendaftaran," ujar Panuju kepada warga yang mendatanginya sembari menunÂjuk tombol tiket untuk antrean mudik gratis menggunakan kereta api yang ditutup lakban.
Panuju menceritakan, mudik gratis menggunakan kereta api menjadi favorit warga untuk mudik gratis tahun ini. Padahal, khusus untuk kereta api, hanya motornya saja yang digratiskan oleh pemerinÂtah, sementara orangnya, bayar.
Ada dua jalur dibuka untuk mudik gratis menggunakan kereta api. Tujuan mudik dengan kereta api adalah Stasiun Tegal, Stasiun Pekalongan, Stasiun Semarang Tawang, Stasiun Kroya, Stasiun Kutoarjo, Stasiun Lempuyangan, dan Stasiun Solo Jebres. Beda jalur, beda pula harga tiket untuk penumpangÂnya. Jalur utara tiketnya seharga Rp 130 ribu, dan jalur selatan seharga Rp 80 Ribu.
Meskipun bayar, kata Panuju, pilihan mudik menggunakan kereÂta api tetap laris manis. Padahal, dua pilihan moda transportasi sepÂerti bus atau kapal laut baik motor maupun orangnya tidak dikenakan biaya, alias gratis.
Kepala Pusat Komunikasi Publik JA. Barata mengamini moÂda transportasi kereta api menjadi favorit warga untuk mudik. Di hari pertama pendaftaran (Senin 15/6), total 4.855 calon pemudik telah mendaftar dan kereta api mendaÂpat jumlah terbesar. Rinciannya, 821 penumpang bus, 2.565 penÂumpang kereta api dan 1.469 penumpang kapal laut.
Tahun ini, Kemenhub menyeÂdiakan kuota 6.440 penumpang melalui bus dan 2.880 sepeda motor melalui truk untuk arus mudik, sementara untuk arus balik target yang diangkut oleh truk yakni 400 sepeda motor dan 920 penumpang melalui bus.
Kuota menggunakan kapal laut, yakni 20 ribu penumpÂang dan 10 ribu sepeda motor. Targetnya, mudik gratis dengan jalur laut ini dapat mengangkut 10 ribu penumpang dan 5 ribu motor. Sementara utnuk kereta api, ditargetkan dapat mengangÂkut 4.200 motor.
Selain Hemat, Dapat Rekreasi Dengan AnakBerharap Mudik Naik Kapal PerangAgus, warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, terlihat sumÂringah ketika meninggalÂkan loket pendaftaran mudik gratis di depan Gedung Cipta, kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Secarik kerÂtas booking miliknya suÂdah mendapat stampel biru bertuliskan Kementerian Perhubungan.
"Kami pesan tujuh tiket," ujar Agus. Dirincikan, tujuh tiket itu antara lain tiga untuk keluarga Agus (Istri dan anak), dan dua keluarga rekan kerja Agus, satu orang tiga tiket dan dua tiket untuk satu keluarga lainnya.
Program mudik gratis Kemenhub sudah dilakonÂinya sejak tahun 2013. Moda transportasi kapal laut menÂjadi prioritas Agus untuk menÂgantarkannya ke kampung halaman di Semarang, Jawa Tengah. Tahun ini, Agus berÂharap menggunakan kapal perang TNI-AL.
Menurut Agus, putra perÂtamanya kini genap beruÂsia empat tahun dan sangat senang dengan atribut militer. Setiap pergelaran alutsista, dia selalu mengajak puteranya melihat kendaraan maupun persenjataan militer secara langsung.
"Kapal perang juga suka dia," kata Agus sambil berÂharap diantarkan kapal perang dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara menuju Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.
Menjadi pelanggan seÂtia mudik gratis Kemenhub, Agus mengaku senang denÂgan program mudik gratis. Sebelumnya, dia nekad naik motor bersama keluarga ke kampung halaman saat mudik Lebaran. Menggunakan motor, dia mengaku berisiko besar karena kendaraan roda empat hingga truk dan bus selalu berÂpapasan sepanjang jalan.
Mudik gratis ini, kata Agus, sangat membantu perekonomiÂan keluarganya saat Lebaran. Pasalnya, keberadaan motor saat Lebaran sangat dibutuhÂkan untuk warawiri mendatanÂgi sanak saudara di kampung halaman. Tanpa motor pribadi, dia harus merogoh kocek lebih untuk sewa motor atau ongkos angkutan umum.
"Ribet ngga ada motor, ikut pemerintah aja gratis dan heÂmat," kata Agus.
Selain dapat berhemat sekaÂligus wisata gratis, kata Agus, mudik gratis menggunakan kapal dianggap lebih efisien dibandingkan mudik gratis menggunakan jalur darat sepÂerti kereta api atau bus. Jika memilih jalur darat, peserta mudik gratis harus menyÂerahkan motor tiga sampai empat hari sebelum orangnya berangkat.
"Kalau naik kapal, ke pelabuÂhan kita naik motor. Jadi motor sama orangnya itu satu kapal. Pas sampai kita naik motor kita lagi," pungkasnya.
Pemantauan
Rakyat Merdeka di situs mudikgratis.dephub.go.id, terpantau sisa kuota motor untuk diberangkatkan saat mudik gratis 2015. Kapal TNI AL, terjadwal menganÂtarkan peserta mudik graÂtis dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara menuÂju Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, tanggal 13 Juli 2015. Hingga kemarin sore, Kapal TNI AL memiliki sisa kuota 764 motor. ***