Berita

Menperin Tantang Apple Ikuti Samsung Bangun Pabrik di Indonesia

SELASA, 16 JUNI 2015 | 17:20 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Menteri Perindustrian Saleh Husin meresmikan pabrik perakitan telepon seluler PT Samsung Electronics Indonesia di Cikarang-Bekasi, Jawa Barat (Selasa, 16/6). 

"Kesungguhan Samsung di Indonesia diharapkan berlanjut hingga Completely Knock Down (CKD) dan juga bentuk Surface Mount Technology (SMT)," kata Menperin Saleh Husin. Pada tahap awal, proses perakitan di lahan seluas 6000 meter persegi ini, masih dalam bentuk Semi Knock Down (SKD). Serapan tenaga kerja mencapai sekitar 1.100 orang.

Ekspansi raksasa produsen telepon seluler tersebut di Indonesia dinilai menjadi lokomotif investasi dari pabrikan global lainnya. Selain itu, menunjukkan bahwa Indonesia merupakan pilihan menarik dan tepat untuk berinvestasi.

"Kita ingin langkah ini menjadi motor penggerak pabrikan besar lainnya seperti Apple dan merek lainnya membangun unit produksi di Indonesia," tegasnya.

Selain itu, Menperin juga menargetkan pendirian pabrik ini merangsang tumbuhnya industri penunjang seperti industri komponen telepon seluler.

"Dengan demikian, tingkat komponen dalam negeri terus meningkat dan bertahap membuat Indonesia menjadi basis produksi Samsung di tataran global, bukan hanya sebagai pasar," katanya.

Sementara itu, Vice President Director Samsung Electronics Indonesia, Lee Kang Hyun mengatakan, Indonesia merupakan negara strategis yang memiliki peluang tidak terbatas. "Pabrik ini menguatkan komitmen investasi kami di Indonesia," ujarnya.

Perusahaan asal Korsel ini mematok target kapasitas produksi dari pabrik perakitan telepon seluler Samsung adalah 1-1,5 juta unit per bulan dengan 14 line produksi yang memproduksi smartphone, feature phone dan komputer tablet. Nilai investasi untuk tahap pertama di tahun 2015, sebesar USD 23 juta.

Sejalan dengan keinginan pemerintah agar pabrikan meningkatkan penggunaan komponen lokal, Samsung telah  menyematkan kandungan dalam negeri hingga 20 persen.

"Ke depan, kita berharap Samsung tidak hanya merakit tetapi juga memiliki pengembangan bisnis lebih luas," kata Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan. Selanjutnya, Samsung diharapkan mendongkrak kandungan lokal hingga 30 persen pada 2017.

Industri elektronika, termasuk  telepon seluler, menjadi salah satu industri prioritas yaitu kelompok berbindustri dengan pertumbuhan btinggi. Untuk itu, pemerintah Oleh karena itu industri telepon seluler memberikan berbagai kemudahan dan insentif yang berupa pengurangan pajak maupun bea masuk yang ditanggung Pemerintah. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

Update Kondisi Terkini Prajurit TNI Terkena Serangan Israel di Lebanon

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 10:10

Senator Aanya Buka-bukaan soal Interupsi Komeng di Paripurna DPD

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 10:08

Main dalam "In the Name of Justice", Steven Seagal Nyatakan Siap Mati Demi Rusia

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 10:02

Jelang Peresmian, Amanah Dorong Siswa jadi Agen Perubahan

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:54

Industri Manufaktur Indonesia Raup Kesepakatan Bisnis Senilai Lebih dari 10 Juta Dolar AS di MWO

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:48

KTT ASEAN-India, Airlangga: Investasi India Konkret

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:43

Harga Emas Antam Melejit di Akhir Pekan, Satu Gram Nyaris Tembus Rp1,5 Juta

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:15

Berembus Demo 20 Oktober, Pengamat: Transisi Harus Tetap Mulus

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:06

Buyer dari 13 Negara Tandatangani Kontrak Kerja Sama Senilai Rp13 Triliun di TEI 2024

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 08:55

Bursa Saham AS Menghijau, Dow Jones dan S&P 500 Tembus Rekor Tertinggi

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 08:46

Selengkapnya