Berita

Publika

Budaya Bukber: Momen Berbagi atau Adu Gengsi

SENIN, 15 JUNI 2015 | 09:57 WIB

MARHABAN Ya Ramadhan. Marhaban Ya Syahru al Shiyam. Bulan suci Ramadhan sudah di depan mata. Seluruh umat Islam akan menjalani ibadah puasa. Sukacita dalam beribadah puasa diekspresikan dengan berbagai macam tradisi dan budaya, apalagi di Indonesia yang dikenal dengan keanekaragaman budayanya. Salah satunya ialah budaya buka bersama atau biasa disebut "bukber".

Istilah "bukber" sudah memiliki ruangnya sendiri di telinga kita manakala menjelang bulan puasa. Biasanya, para peserta bukber harus menyisihkan uangnya untuk iuran beberapa hari sebelum bukber, kemudian iuran itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan logistik saat bukber dilaksanakan. Jika peserta tak ingin berkeringat untuk menyiapkan bukber, maka solusinya ialah dengan mengadakan bukber di restoran atau cafe. Sehingga para peserta bisa ngobrol dan santai menunggu adzan tiba.

Sejatinya, Bukber merupakan momen berbagi kepada kerabat dan teman terdekat, Ada rasa kebahagian tersendiri di dalamnya.  Akan tetapi, bukber menjadi tak bernilai manakala bukber dijadikan ajang hura-hura dan pamer. Pada kenyataannya, bukber tidak lagi dimaknai sebagai momen berbagi. Akan tetapi bukber menjadi ajang adu gengsi. Prinsipnya, semakin mewah menu makanan, maka akan semakin dirasa sempurna puasanya.


Ini berbanding terbalik dengan prinsip dasar puasa. Nabi Muhammad mengajarkan bahwa puasa merupakan ritual pengekangan hawa nafsu. Dengan berpuasa, kita bisa merasakan bagaimana kondisi kelaparan yang biasa dialami oleh saudara-saudara kita yang kekurangan. Dengan demikian, puasa diharapkan mampu menjadikan kita sebagai manusia yang sederhana dan mensyukuri nikmat yang ada.

Jika bukber diselenggarakan atas prinsip adu gengsi, maka nilai puasa akan menjadi sirna. Usaha kita menahan haus dan lapar tidak akan memberikan efek positif pada perilaku kita ke depannya. Oleh karena itu, tradisi bukber harus dimaknai kembali. Agar puasa kita tidak sia-sia dan mampu merubah kita menjadi pribadi yang peduli terhadap sesama.[***]



Muflih Hidayat

Ketua Umum HMI KOMFUF Cabang Ciputat




Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya