Berita

jokowi

Anggota DPR F-PDIP: Tunggu Saja Kejutan Besar dari Jokowi

SENIN, 15 JUNI 2015 | 04:52 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Berdasarkan temuan sejumlah lembaga survei, ada masyarakat yang tidak puas terhadap kinerja Pemerintahan Joko Widodo dalam kurun sekitar delapan bulan ini. Namun, publik juga tidak bisa menutup mata bahwa sudah ada langkah konkret yang dikerjakan Pemerintah.

Demikian disampaikan anggota DPR dari PDIP Andres Eddy Susetyo dalam diskusi Front Page "Siapa Hambat Pembangunan Jokowi" yang digelar Kantor Berita Politik RMOL di Kafe Dua Nyonya, Jakarta, (Minggu, 14/6). Juga hadir sebagai pembicara M. Misbakhun (anggota DPR RI Fraksi Golkar), Adhie Massardi (koordinator Gerakan Indonesia Bersih) dan  Agus Pambagio (pengamat kebijakan publik).

"Menurut saya, Jokowi sekarang ini selain mulai mengeksekusi berbagai 'impiannya' seperti membangun infrastruktur di luar Jawa, masih melakukan pemetaan terhadap kekuatan-kekuatan politik dan personal. Pada saat yang bersamaan dia menyiapkan kartu-kartu truf untuk menyelamatkan policy-nya agar pemerintahannya berjalan efektif," ungkap Andras.

Meski begitu, dia menambahkan, kalau bicara siapa yang menghambat program pembangunan Jokowi, tentu tidak bisa serta-merta menunjuk hidung. Selain berimpilikasi politik dan hukum, juga dibutuhkan kajian ilmiah sehingga kritik akan lebih kuat. "Meski tidak dilarang juga, menunjuk si A atau si B tidak becus jadi menteri," sambungnya.

Salah satu suara kencang yang menjadi sorotan adalah kinerja para pembantunya (kabinet) sehingga muncul desakan-desakan perlunya reshufle. "Mau reshufle atau tidak, semua terserah pada Presiden Jokowi, tapi desakan-desakan pun bebas disampaikan masyarakat karena kita bebas berdemokrasi," imbuh Andreas.

Andreas mengajak publik untuk mencoba sedikit memahami Jokowi, minimal dari permukaan yang bisa diamati. Jokowi adalah orang yang bisa menikmati posisi diremehkan, diabaikan, dipandang sebelah mata dan sebagainya.

"Ingatkah ketika Jokowi dibodoh-bodohin oleh Gubernur Jateng Bibit Waluyo? Ternyata itu tidak membuatnya marah atau melawan. Bahkan dia sempat cium tangan Bibit pada saat pelantikan Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo," katanya menceritakan.

Karena itu, dalam pandangan Andreas, Jokowi lebih senang orang under estimate terhadapnya daripada dipandang over estimate, disanjung. "Ingat jargon 'Aku Ora Opo-opo' yang menjadi trend beberapa waktu lalu, bisa jadi merupakan refleksi bahwa dirinya biasa dengan hinaan dan cercaan. Mentalnya cukup kuat menghadapi tekanan," kata Anderas.

Dari perjalanan politik sejak menjadi Waikota Solo, menunjukkan bahwa Jokowi adalah manusia yang penuh dengan berbagai kejutan.

"Lihat saja, terpilih menjadi Walikota periode ke-2 meraih 90% lebih suara, ini kejutan. Maju ke Pilgub DKI, kejutan. Menang di Pilgub DKI mengalahkan incumbent, kejutan. Ditunjuk menjadi Capres PDIP, kejutan. Menang dalam Pilpres juga menjadi kejutan mengingat kiprahnya di orang No 1 di DKI belum genap 3 tahun, mengalahkan Prabowo yang menyiapkan diri dalam kurun jauh lebih lama.

"Nah, dari sinilah saya yakin pada saatnya nanti akan ada kejutan besar dari Jokowi! Apa kejutannya? Tunggu saja karena kejutan tentu kita tidak bisa menerka. Indikasi awal seperti sikap keras terhadap eksekusi mati terpidana kasus Narkoba, adalah bukti bahwa ada sikap keras dibalik sikap 'ngguya-ngguyu' Jokowi," tekan legislator dari Dapil Malang-Batu ini.

"Kemudian ketika menunjuk Pansel KPK. Siapa yang menyangka dan menduga Jokowi akan memilih personal Pansel KPK seperti sekarang? Kalau mau lebih luas, penunjukan BG sebagai calon Kapolri pun sebuah kejutan. Masing-masing kejutan memiliki implikasi beragam. Dan kejutan besar yang akan dilakukan Jokowi saya yakin akan berimplikasi positif," demikian Andreas. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

Update Kondisi Terkini Prajurit TNI Terkena Serangan Israel di Lebanon

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 10:10

Senator Aanya Buka-bukaan soal Interupsi Komeng di Paripurna DPD

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 10:08

Main dalam "In the Name of Justice", Steven Seagal Nyatakan Siap Mati Demi Rusia

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 10:02

Jelang Peresmian, Amanah Dorong Siswa jadi Agen Perubahan

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:54

Industri Manufaktur Indonesia Raup Kesepakatan Bisnis Senilai Lebih dari 10 Juta Dolar AS di MWO

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:48

KTT ASEAN-India, Airlangga: Investasi India Konkret

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:43

Harga Emas Antam Melejit di Akhir Pekan, Satu Gram Nyaris Tembus Rp1,5 Juta

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:15

Berembus Demo 20 Oktober, Pengamat: Transisi Harus Tetap Mulus

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:06

Buyer dari 13 Negara Tandatangani Kontrak Kerja Sama Senilai Rp13 Triliun di TEI 2024

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 08:55

Bursa Saham AS Menghijau, Dow Jones dan S&P 500 Tembus Rekor Tertinggi

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 08:46

Selengkapnya