Berita

Fokus Tiga Industri, Menperin Percepat Industrialisasi di NTT

SENIN, 08 JUNI 2015 | 00:32 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Menteri Perindustrian Saleh Husin berkomitmen untuk memperkuat struktur dan penyebaran industri di Indonesia Timur. Salah satunya, mengembangkan industri di Nusa Tenggara Timur. Apalagi, kawasan ini memang memiliki potensi pengembangan industri.

"Hal ini sekaligus untuk mengurangi konsentrasi industri yang selama ini terpaku di Jawa," jelas Saleh Husin di sela-sela kunjungan kerjanya di Kupang, Minggu (6/7).

Menurutnya, NTT akan fokus di tiga jenis industri, yang lokasinya pun tersebar di beberapa daerah provinsi yang berbatasan dengan Timor Leste tersebut.

Pertama, pengembangan garam untuk kebutuhan industri atau yang lazim disebut garam industri. Untuk garam industri ada 5 daerah yang cocok. Yaitu Nagekeo , Ende , Kabupaten Kupang , Sumba Timur , dan Rote.

Sedangkan, kedua, pengembangan industri gula, terdapat di tiga daerah. Yaitu Sumba Barat Daya , Timor Tengah Selatan, dan Rote. Meski saat ini terkendala lahan. Karena satu pabrik gula membutuhkan 10.000 hektare tanaman tebu sebagai pemasok bahan baku.

Tapi dia berjanji bakal mempercepat proses yang tengah berjalan. "Memang ada masalah tapi kan di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Dan syukurlah, Bupati Sumba Barat Daya siap menyediakan lahan," ungkap tokoh yang lahir di Rote ini.

Industri yang ketiga adalah industri kecil menengah. Salah satunya adalah industri tenun ikat yg merupakan keunggulan provinsi ini. Sejauh ini, Kemenperin telah membantu dengan memberikan bantuan peralatan , pelatihan termasuk teknik pewarnaan alami.

"Tenun ikat di NTT kaya motif karena masing-masing pulau memiliki motif yang berbeda dan dipengaruhi latar belakang budaya dan punya nilai filosofi. Seperti warna dasar gelap menggambarkan kerasnya prinsip kehidupan di NTT dan merah sebagai lambang keberanian berusaha," ungkapnya.

Khusus untuk garam industri, Menperin juga mengaku perlu menjelaskan bahwa spesifikasi jenis garam ini berbeda dengan garam yang digunakan kebutuhan rumah tangga atau lebih dikenal sebagai garam konsumsi. "Garam industri harus mengandung natrium klorida atau NaCL 97,4 persen ke atas alias kandungan airnya sangat rendah," terangnya.

Meski memiliki wilayah laut sangat luas, tetapi tidak semua laut di Indonesia mampu menghasilkan garam sesuai spesifikasi tersebut. "Harus dipahami ini faktor alamiah. Umumnya laut kita menghasilkan garam konsumsi yang kandungan NaCL 94 persen ke bawah. Nah, dari laut-laut di Indonesia, hanya sedikit perairan yang punya potensi menghasilkan garam industri yaitu di NTT," terang Saleh.

Garam industri dibutuhkan beraneka industri seperti makanan minuman, pabrik kaca, pabrik kertas hingga untuk pengeboran minyak.

Menperin Saleh Husin berada di Nusa Tenggara Timur bersama dengan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang juga tengah meninjau kondisi dan kesiapan infrastruktur di beberapa pelabuhan dan bandara. Sejak Sabtu hingga Minggu (6-7), keduanya "blusukan" ke Ende, Kupang, Rote, Tambolaka (Sumba Barat), dan Maumere.

Tidak hanya berkeliling di pulau-pulau yang berlainan di NTT tersebut, kedua menteri itu juga menyeberang ke Provinsi Maluku. Tepatnya Saumlaki di Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan terakhir menyambangi Tual, Maluku Tenggara. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

Puan: PDIP Solid Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:50

DPD Wanti-wanti Penanganan Krisis Pangan

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:44

IFW Minta Pemerintah Waspadai Trik Menyulap Gandum Pangan Jadi Bahan Pakan

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:39

Usut Korupsi di ASDP, KPK Panggil 2 Penilai KJPP

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:37

Harga CPO Naik 1 Persen Usai Anjlok Dua Hari Beruntun

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:37

Calon Kepala BIN Herindra Komitmen Jaga Keutuhan NKRI

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:33

Penasihat Presiden UEA Digadang Jadi Pemimpin Gaza Usai Perang

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:32

Gandeng Industri, Kemenperin Optimis IMC Berperan Tekan Impor Mesin Produksi

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:30

Jokowi: Ketahanan Pangan, Fondasi Kesejahteraan Bangsa

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:19

PM Italia Nekat Kunjungi Lebanon usai Serangan di UNIFIL

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:17

Selengkapnya