Nasaruddin Umar/net
Nasaruddin Umar/net
TERLAMBAT kita menjemput Ramadhan jika menjemputnya di malam Ramadhan. Tradisi para 'arifin menjemput RamaÂdhan semenjak awal bulan Rajab dan Sya'ban. Bulan RaÂjab, Sya'ban, dan Ramadhan sering disebut sebagai bulan tiga serangkai. Bulan Rajab awal paling baik menggelar karpet merah dengan cara berpuasa sunnat tiga hari, memutuskan seluruh dosa-dosa langganan yang sulit ditinggalkan, dan memulai melakukan spiritual recovery dengan menghindupkan kembali tradisi wirid, zikir, dan tadarrus Al-Qur'an. Bulan Sya'ban digunakan untuk menyuscikan batin, menjalin komunikasi lebih intensif dengan Tuhan, dengan sesama makhluk, khususnya kedua orang tua dan orang-orang yang pernah berjasa di dalam hidup kita. Energi bulan Ramadhan tidak lagi digunakan habis untuk membersihkan diri dan menjalin komunikasi verbal secara horizontal tetapi digunakan untuk mendaki (taraqqi) menuju ke puncak pencarian seorang hamba.
Kita perlu memastikan diri sudah bersih sebelum Ramadhan datang, sehingga Ramadhan bisa lebih efektif menempa diri. Meluruskan jalan pikiran yang selama ini bengkok, melunakkan hati yang selama ini keras, membersihkan jiwa atau kalbu yang kotor, dan merajut kembali keluarga yang sedang rusak. Ukuran keberhasilan kita di dalam meraih sukses Ramadhan bukan hanya kesalehan individual tetapi kesalehan keluarga dan kesalehan bangsa dan Negara, sehingga kita betul-betul seperti beÂrada dalam Negara yang diidealkan Tuhan dalam Al-Qur'an: Baldatun thayyibah wa Rabbun gafur. (Negeri indah penuh pengampunan Tuhan).
Ibarat sebuah kapal, bulan Ramadhan sebentar lagi akan berlabuh di dalam senubari yang sudah lama menyiapkannya. Merekalah yang akan mendapatkan berkah bulan suci Ramadlan. Tidak mustahil di antara mereka menjumpai keutamaan Lailah al-Qadr. Idealnya bulan Rajab dan Sya'ban adalah bulan transisi untuk menyiapkan pangkalan pendaratan Ramdlan di dalam batin kita masing-masing. Sekarang masih ada waktu sedikit untuk menyiapkan diri menunggu bulan kesayanagan kita. Semoga waktu-waktu yang tersisa ini kita bisa manfaatkan secara intensif untuk menyempurnaÂkan shalat-shalat sunat Rawatib, baik qabliyah maupun ba'diyah. Baik yang mu’akkad maupun yang gairu mu'akkad. Kita memulai membuka halaman demi halaman kitab suci Al-Qur'an, buku-buku, dan channel dakwah di media social dan elektronik. Semoga dengan demikian Ramadhan kita kali ini insya Allah lebih berkualitas ketimbang Ramadhan-Ramadhan lalu.
Populer
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Senin, 15 Desember 2025 | 21:49
Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15
UPDATE
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:44
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:12
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:52
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:42
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:22
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:06
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:01
Sabtu, 20 Desember 2025 | 13:38