Berita

ilustrasi/net

61 Persen Otonomi Daerah Gagal, Sarjana Katholik Keluarkan Tujuh Seruan

SENIN, 01 JUNI 2015 | 07:51 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Tingkat kegagalan pelaksanaan otonomi daerah mencapai 61 persen. Karena itu, kaderisasi dalam mencari pemimpin baru bangsa dan negara sangatlah penting. Ini juga penting untuk masa depan negara dan kebangkitan bangsa serta sekaligus menghapus politik uang dalam pilkada serentak.

Dengan dasar pertimbangan di atas, di hari terakhir Rapimnas di Semarang, Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) mengeluarkan tujuh Seruan Semarang.

Di antara seruan itu adalah, pertama, pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak adalah pilihan sulit terbaik yang harus diambil demi perbaikan proses demokrasi Indonesia. Dukungan penuh pemerintah, peran serta masyarakat dan  berbagai elemen bangsa, termasuk TNI dan Polri, merupakan adalah syarat mutlak terselenggaranya Pilkada yang sukses, demokratis, bersih, transparan,  aman, dan damai.
 

 
Kedua, Pilkada serentak tahun 2015 dan yang akan datang hendaknya dijadikan tonggak dan awal dari segala tahapan kaderisasi pemimpin nasional dan daerah dalam mengawal bangsa dan negara menghadapi tantangan zaman. Ketiga, nendorong rakyat Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam pilkada serentak yang diselenggarakan dengan segala kelemahan dan kelebihannya.

"Oleh karenanya, ISKA mendorong sepenuhnya gerakan yang muncul dari masyarakat yang bertujuan menghapus politik uang, menjunjung tinggi kejujuran, melaksanakan pilkada yang damai dan bermartabat demi masa depan bangsa," kata  Ketum Presidium Iska Muliawan Margadana dan Sekjen Johanes Joko, yang membacakan seruan sebagaimana keterangan beberapa saat lalu (Senin, 1/6).

Keempat, ISKA meminta seluruh bangsa Indonesia ikut aktif dalam mencegah terbentuknya dinasti penguasa daerah (lokal) ataupun terbangunnya budaya "raja kecil" di daerah dan tanpa bermaksud mengurangi hak asasi seseorang dalam berpolitik, dengan mendorong rakyat untuk tidak mendukung calon yang memiliki hubungan keluarga baik jauh ataupun dekat, dengan penguasa sebelumnya.

Kelima,  meminta seluruh KPU Pusat dan KUP Daerah untuk melakukan tugas dengan sebaik-baiknya tanpa harus melakukan politisasi tugas yang telah diberikan negara dan bangsa.
 
Keenam, ntuk mencapai pelaksanaan pilkada serentak yang ideal, diperlukan pembenahan  tatakelola pemerintahan yang  bersih dan efektif; reformasi birokrasi  menyeluruh, dan  sinergi maksimal pusat -daerah dengan cara salah satunya menghapus rivalitas negatif antara  teknokrat versus politisi, perlu diredakan dan  dihilangkan demi perbaikan program ekonomi nasional. Output  janji-janji Jokowi menjadi tolok-ukur berhasilnya pembangunan dan tak boleh berhenti pada konsep.
 
Ketujuh, pemerintah perlu merevitalisasi momentum kepercayaan publik untuk mempercepat gerak pembangunan ekonomi nasional.  Program  ekonomi perlu diprioritaskan seturut target  kesejahteraan nasional. 

"Presiden  Joko Widodo-Wakil Presiden Jusuf Kalla wajib menjawab janji-janji politik  Nawacita, yang  sejauh ini,  implementasinya tak secepat harapan masyarakat," kata Margadana dan Sekjen Johanes Joko. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya